Berita Blora
Mengenal Brigjen Pol Mardiyono Asli Blora, Bintang Satu Polri Terlahir dari Keluarga Tidak Berada
Mengenal Brigjen Pol Mardiyono Asli Blora, Pulang Kampung dan Terlahir dari Keluarga Tidak Berada Namun Kutu Buku Disekolah
Penulis: ahmad mustakim | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Dalam kunjungannya ke Blora, dengan agenda Pembukaan Praktek Kerja Profesi Sespima Angkatan 68, Kasespimma Sespim Lemdiklat Polri Brigjen Pol Mardiono, asli kelahiran kabupaten Blora menyempatkan diri bernostalgia dengan mengunjungi tempatnya bersekolah dulu, yakni SDN Kauman.
“Ya memang dulu saya alumni SD Kauman 2, dimana dulu disini ada SD Kauman 1 dan SD Kauman 2 namun saat ini digabung dan sekarang menjadi SD Kauman.” ucap Brigjen Pol Mardiyono ketika menyambangi sekolah masa kecilnya, Selasa (1/11/2022).
Lulusan SD Kauman tahun 1982 ini mengaku mempunyai kenangan yang banyak.
Dimana dulu disini ada pohon asem, pada saat sekolah banyak anak yang melempar asem untuk dimakan.
“Ini memori yang banyak dan tidak bisa dilupakan” ujarnya.
Lulusan Akpol tahun 1991 tersebut, dalam kesempatan tersebut memanfaatkan sebaik mungkin untuk berkunjung disini.
Dalam kunjungannya, Jendral Bintang satu tersebut langsung menilik ruangan sekolah dan bertapa muka dengan anak anak sekolah.
"Saya sedikit memberikan motivasi kepada adik adik agar lebih bersemangat untuk belajar yang rajin agar sukses kedepannya,” harapnya.
Usai melihat sekolah, Jendral Mardiono menilai kondisi sekolah untuk kelas utama kondisinya hanya direhab, namun kondisi saat ini banyak dirubah total.
Lahir dari keluarga yang tidak berada, Mardiyono selama bersekolah menjadi kutu buku dimasanya.
“Saya dari keluarga tidak mampu, namanya beli buku hampir tidak bisa membeli untuk itu tiap hari ambil dua buku dari perpustakaan” ungkapnya, saat didampingi Forkompinda Blora di SD masa kecilnya.
"Itu saya lakukan setiap hari, bahkan sampai mau habis daftar buku perpustakaan. Maka dari itu saya sampai dimarahi guru," imbuhnya.
Bahkan, dirinya masih ingat guru yang berkesan yakni Kepala Sekolah Pak Jumawi, Guru Bahasa Indonesia Bu Cip, Bu Criss, Pak Umo Sawiji.
Jenderal Mardiono mengungkapkan, gurunya selalu bilang bahwa dirinya kerap kali meminjam buku.
“Tapi itu motivasi dari guru supaya semangat untuk membaca," ujarnya.