Berita Viral
Inilah Sosok Raja Ali Haji, Muncul di Google Doodle Hari Ini, Berikut Karyanya Selain Gurindam 12
Inilah sosok Raja Ali Haji yang muncul sebagai Google Doodle hari ini, Sabtu (5/11/2022).
Aktif di dunia sastra dan politik
Memasuki usia 20 tahun, Raja Ali Haji dipercaya untuk melaksanakan tugas kenegaraan penting.
Bahkan saat menginjak usia 32 tahun, Raja Ali Haji bersama sepupunya, Raja Ali bin Raja Ja'far, ditunjuk untuk memerintah di daerah Lingga.
Tak hanya aktif di dunia politik, semasa hidup, Raja Ali Haji sebagai sastrawan telah banyak menghasilkan mahakarya.
Dia menciptakan sebuah buku bertajuk Kitab Pengetahuan Bahasa. Buku ini berisi tentang kamus Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga, kamus ekabahasa Melayu pertama di Nusantara.
Sementara itu, karya Raja Ali Haji paling tersohor adalah Gurindam Dua Belas, puisi Melayu lama dengan ciri khas istilah tasawuf, kata-kata kiasan, dan metafora.
Menurut laman Kemendikbud, karya ini terdiri dari 12 pasal berisi nasihat atau petunjuk hidup.
Nasihat tersebut, antara lain terkait ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orangtua, tugas orangtua kepada anak, budi pekerti, dan hidup bermasyarakat.
Raja Ali Haji menciptakan Gurindam Dua Belas di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, pada 1974, saat berusia 38 tahun.
Pembuatan karya sastra ini dilatarbelakangi konflik internal kerajaan dan tekanan penjajah pada Kesultanan Riau-Lingga.
Tujuannya, agar nilai-nilai keislaman tidak terkikis oleh konflik internal dan eksternal yang terjadi pada masyarakat Melayu saat itu.
Gurindam Dua Belas kemudian diterbitkan oleh Belanda pada 1953.
Pahlawan Nasional Indonesia
Raja Ali Haji tutup usia pada 1873 di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Jenazahnya kemudian disemayamkan di Kompleks Pemakaman Engku Putri Raja Hamidah.
Guna mengenang karya sastranya, Gurindam Dua Belas diabadikan sepanjang dinding bangunan makan Raja Ali Haji.
Selain Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji menghasilkan karya tersohor lain, termasuk:
Bustan al-Kathibin (1857)
Kitab Pengetahuan Bahasa (1850-an)
Intizam Waza'if al-Malik (1857)
Thamarat al-Mahammah (1857).
Sebagai penghargaan atas jasanya, Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad pun ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2004. (*)