Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Belajar Otononi Daerah Menjadi Bermakna dengan Mam

Perkembangan zaman yang semakin modern, terutaa di era digitalsasi seperti saat ini sumber daya mausia dituntut untuk memiliki kualitas yang tinggi.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
IST
Harjo Widodo, S.Pd., Guru PPKn SMPN Satu Atap Gembong Kec.Kandangserang, Kab.Pekalongan 

Oleh: Harjo Widodo, S.Pd., Guru PPKn SMPN Satu Atap Gembong Kec.Kandangserang, Kab.Pekalongan

Perkembangan zaman yang semakin modern, terutaa di era digitalsasi seperti saat ini sumber daya mausia dituntut untuk memiliki kualitas yang tinggi.

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur dalam menentukan kualitas sumber daya manusia.

Pembelajaran PPKn merupakan suatu pembelajaran dimana seorang siswa bukan saja menerima pelajaran berupa pengetahuan, tetapi pada diri siswa juga harus berkembang sikap, keterampilan dan nilai-nilai.

Selama ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung membosankan karena metode yang digunakan ceramah, yang mengakibatkan siswa ribut, susah diatur bahkan pada saat guru memberikan tugas sebagian besar siswanya tidak mengerjakan sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna yang berakibat pada hasil prestasi siswa kelas kelas VII di SMPN Satu Atap Gembong Kandangserang.

Guru sebagai fasilitator dan motivator,  seharunya mampu mengelola kegiatan pembelajaran dikelas dengan pola interaktif sehingga siswa menajdi termotivasi, kreatif, responsif, interaktif dan evaluativ yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

 Pembelajaran model MAM (make a Match) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan pola pembelajaran yang interaktif.

Model pembelajaran MAM (Make a match) adalah salah satu dari model-model pembelajaran kooperatif learning yang efektif diterapkan dalam pembelajaran.

Penerapan model ini mulai dari tekhnik siswa mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya.

Dalam kegiatan penelitian ini, siswa mencari pasangan antara kosakata baku dan tidak baku, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi poin.

Dari hasil kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran MAM (make a match)  dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik di Kelas VII SMPN Satu Atap Gembong Kandangserang Kabupaten Pekalongan, pada materi Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika  yang pada kegiatan awal sebelum diberikan pembelejaran model MAM hanya 4 orang peserta didik dari 32 yang tuntas KKM.

Setelah dilakukan tindakan dengan model pembelajaran MAM pada siklus pertama sebanyak 15 peserta didik yang tuntas dan siklus kedua sebanyak 29 peserta didik yang tuntas KKM dari 32 jumlah peserta didik.

Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran MAM (Make a Match) berhasil diterapkan dalam pembelajaran PPKn materi kelas VII di SMPN Satu Atap Gembong Kanangserang Kabupaten Pekalongan.

Dengan demikian model pembelajaran MAM (Make a Match) dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar pada mapel PPKn.

Dan  tentunya dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mata pelajaran yang lain yang materinya banyak terdapat konsep konsep pembelajaran. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved