Berita Nasional
Ini Komitmen Sido Muncul Gunakan EBT Meski Harus Bayar Listrik 3 Persen Lebih Mahal
Sido Muncul dianugerahi sertifikat dari PT PLN sebagai The First National Customers Categori Herbal Medicine Company Receiving REC.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk berkomitmen akan terus menggunakan energi baru terbarukan (EBT) meski harus membayar tagihan listrik lebih mahal dibandingkan listrik industri.
Komitmen itu dimaksudkan sebagai wujud dukungan perusahaan terhadap pemerintah dalam upaya pengurangan emisi karbon sekaligus upaya pelestarian lingkungan serta industri ramah lingkungan.
Berdasarkan data, dalam penggunaan EBT pada industrinya, Sido Muncul harus mengeluarkan biaya 3 persen lebih tinggi.
Atas komitmen itu, Sido Muncul pun dianugerahi sertifikat dari PT PLN sebagai The First National Customers Categori Herbal Medicine Company Receiving Renewable Energy Certificate (REC).
Baca juga: Jaminan Irwan Hidayat Produk Cair Sido Muncul Tak Mengandung EG dan DEG, Diperkuat Surat BPOM
Baca juga: Sido Muncul Sumbang Rp 500 Juta, Bersama Universitas Warmadewa Cegah Stunting di Bali
"Ini adalah salah satu inovasi produk hijau dari PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan penggunaan EBT yang transparan dan akuntabel."
"Serta tanpa harus mengeluarkan biaya investasi kala pembangunan infrastrukturnya," kata Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Irwan Hidayat, Jumat (18/11/2022).
Dia menerangkan, komitmen tersebut juga bagian dari tindaklanjut MoU Sido Muncul bersama PT PLN dalam penyediaan serta penggunaan EBT yang sebelumnya telah dilaksanakan pada 26 Oktober 2022 di Agrowisata Pabrik Sido Muncul, Klepu, Kabupaten Semarang.
Baca juga: Manfaatkan REC PLN, PT Sido Muncul Diterangi Energi Hijau
"100 persen sumber daya listrik Sido Muncul dari PLN telah menggunakan energi listrik REC."
"Dari jumlah itu, sumber energi ramah lingkungan di tempat kami saat ini mencapai sekira 95 persen," jelas Irwan.
Dia merinci, energi baru terbarukan sebesar 84 persen terdiri dari biomas didapat melalui ampas jamu dan wood chips sebanyak 51 persen.
Lalu 2 persen pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), 31 persen REC, 11 persen gas bumi, dan 5 persen sumber energi fosil.
Baca juga: Bukti Sukses SMPN Anak Perusahaan Sido Muncul di Sukoharjo, Gunakan Pupuk Limbah Jamu Buat Pertanian
"Kami juga telah mengoperasikan PLTS atap di pabrik."
"Ini juga sebagai bentuk konkret serta komitmen lain kami dalam penyediaan serta penggunaan EBT."
"Sehingga diharapkan kami bisa ikut serta dalam upaya percepatan pencapaian target pengurangan emisi karbon," beber Irwan.
Sekadar tambahan informasi, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) menjadi salah satu langkah yang diprioritaskan Pemerintah Indonesia dalam rangka menerapkan prinsip keberlanjutan, pelestarian lingkungan, serta mewujudkan Net Zero Emission pada 2060.
Tak hanya pemerintah, usaha pemanfaatan EBT ini juga terus didorong turut dilakukan berbagai pihak, tak terkecuali masyarakat dan pelaku bisnis.
Maka, tak sedikit perusahaan di Indonesia saat ini yang mulai menerapkan pemanfaatan serta penyediaan EBT dalam operasional bisnisnya. (*)
Baca juga: RESMI - PP Nomor 36 Tahun 2021 Tak Digunakan, Upah 2023 Dibatasi Maksimal Naik 10 Persen
Baca juga: Kala Gempa Berkekuatan 6,8 SR Guncang Bengkulu, Warga: Saya Tak Merasakannya
Baca juga: CEK Alasan Timnas Argentina Pilih Nginap di Kampus, Bukan Karena Kehabisan Hotel
Baca juga: Banjarnegara Tetapkan Status Tanggap Darurat, 10 Bulan Sudah Ada 342 Kejadian Bencana
500 Investor Asing akan Hadiri MIF 2023 Pada Februari Mendatang, Ini Daftar Pembicara yang Hadir |
![]() |
---|
Elite PAN Sebut Peluang Pengusungan Erick Thohir Sangat Besar |
![]() |
---|
Jelaskan Soal Duri Dalam Rumah Tangga, Kubu Kuat Ma’ruf Komentari Isu Putri dan Brigadir J Selingkuh |
![]() |
---|
Kuat Ma'ruf Bingung dan Tak Percaya Dituduh Selingkuh dengan Putri Candrawathi di Medsos: Parah |
![]() |
---|
Eks Kepala BPKH: Calon Haji Sudah Ditunda Keberangkatannya, Malah Diminta Biaya Tambahan |
![]() |
---|