Berita Semarang
Unwahas Gelar Halaqoh Kebangsan, Mahfud MD: Demokrasi Itu Keniscayaan untuk Beri Kebebasan Memilih
Unwahas menggelar Halaqoh Kebangsaan bertema meneguhkan kebersamaan dalam keragaman.
Penulis: Muhammad Fajar Syafiq Aufa | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang mengelar acara Halaqoh Kebangsaan dengan tema meneguhkan kebersamaan dalam keragaman.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh penting antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, Katib AM PBNU, KH. Ahmad Said Asrori, Keuskupan Agung Semarang Romo Budi Purnomo, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan Jateng KH, Muhammad Adnan.
Acara berlangsung di Kampus Universitas Wahid Hasyim Semarang Fakultas Farmasi di Jalan Jalan Raya Gunungpati, KM.15, Nongkosawit, Kec. Gunung Pati, Kota Semarang dan Rektor Unwahas, Prof Dr KH Mudzakir Ali.
Dalam sambutanya Rektor Unwahas menyampaikan, tema halaqoh kebangsaan sangat menarik karena meneguhkan kebersamaan dalam keragaman.
"Tema ini betul-betul sangat menarik dan memang paling tepat itu diselengarakan di Universitas Wahid Hasyim karena selaras dengan peran Kiai Wahid Hasyim dalam menjaga keragaman bangsa, Meski bangsa ini beragam tetapi tetap wahid, satu tujuanya yaitu tetap NKRI," ujarnya saat acara Halaqoh Kebangsaan, Jumat (18/11/2022).

Dalam kesempatan itu Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan, Pancasila merupakan pemersatu di dalam perbedaan dan penuh toleransi serta dibangun secara demokrasi.
"Demokrasi itu artinya keniscayaan untuk memberi kebebasan memilih, tapi ingat memilih itu untuk memilih yang terbaik bukan terpilih satu yang satu nyempal, tidak," terangnya.
"Karena kalau sudah dipilih meskipun pilihannya beda, pilihan yang terbanyak itu harus dianggap ini yang terbaik diangap oleh rakyat. Oleh sebab itu yang lain jangan nyempal, dukung," imbuhnya
Lanjutnya, hal itu merupakan konsekuensi dari demokrasi di dalam perbedaan.
"Sesudah yang satu terpilih yang lain berbeda jangan didiskriminasi tetapi diberi tempat dan peran sesuai dengan kemampuan, posisi dan pilihan hidup masing-masing. Itulah yang harus dilindungi, itu artinya kita bernegara," ungkapnya. (*)