Berita Semarang
Perusahaan Ini Proyeksikan Tahun 2023 Ada Penurunan Pesanan Ekspor Garmen
Kondisi pasar industri garmen di Indonesia sedang tidak baik-baik saja di tahun 2022.
Penulis: faisal affan | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kondisi pasar industri garmen di Indonesia sedang tidak baik-baik saja di tahun 2022.
Ada beberapa perusahaan yang terpaksa merumahkan karyawan bahkan menutup pabrik karena turunnya permintaan pasar internasional.
Meski dalam kondisi ketidakpastian, PT MAS ARYA yang berlokasi di Kabupaten Kendal dan Kota Semarang, Jawa Tengah ini, tetap mempertahankan produksi. Pihaknya tetap menjalankan produksi seperti biasa.
Ziyan Zahir (CEO – PT MAS Arya, Indonesia dan MAS Sumantra, Bangladesh), mengatakan saat ini produksi yang dilakukan hanya untuk memenuhi pesanan yang sudah ada. Karena beberapa faktor yang sangat mempengaruhi perusahaan.
"Pertumbuhan produksi perusahaan kami tahun ini datar saja dibandingkan tahun 2021. Bahkan tahun 2023 kami proyeksikan ada sedikit penurunan pesanan," terangnya.
Faktor yang mempengaruhi penurunan pesanan yakni keadaan geopolitik akibat perang Ukraina dan Rusia. Sebab, hal tersebut berdampak pada harga komoditas minyak dunia.
"Ada pula faktor overstock di pasar ritel. Ada stok yang terpendam karena gangguan logistik selama pandemi. Meskipun saat ini sedang ada perbaikan karena logistik sudah kembali normal. Kami juga dibayangi oleh krisis dan inflasi global yang berdampak pada daya beli konsumen," ucapnya.
Total karyawan yang berada di PT MAS ARYA 1 dan ARYA 2 sebanyak 5.434 orang. Perusahaan ini memproduksi pakaian dalam dan pakaian olahraga ternama.
"Seluruh produk yang kami hasilkan diekspor ke pasar yang ada di Amerika Serikat, Eropa, China, dan Jepang. Sepanjang tahun 2022, kami memproduksi 2 juta unit setiap bulannya," tegas Ziyan.
Supaya proses produksi tetap berjalan dalam kondisi ketidakpastian ekonomi, PT MAS ARYA memberlakukan beberapa strategi. Salah satunya dengan mengadopsi sistem produksi automation.
"Itu untuk menunjang produktifitas perusahaan yang efisien. Kami juga akan mencoba pasar baru di negara lain, termasuk pasar lokal. Kami ingin mencoba memproduksi kategori produk baru yang lebih disukai pasar," tambahnya.
Ia melanjutkan, akan mengoptimalkan kebutuhan bahan baku dari dalam negeri, supaya terhindar dari risiko guncangan rantai pasokan luar negeri. Kemudian, pihaknya juga akan menerapkan langkah-langkah penghematan.
"Kami akan 'mengencangkan ikat pinggang' untuk menghemat seluruh kegiatan operasional perusahaan," pungkasnya. (*)