Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Isi Chat 2 Ponsel Keluarga Tewas di Kalideres: Bahasanya Sangat Rapi, Tak Ditemukan Masalah Utang

Petugas mengungkap isi pesan telepon milik keluarga tewas di Kalideres, Rabu (23/11/2022).

KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI
Polisi dan tim gabungan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kawasan Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu (16/11/2022). 

Lebih lanjut Hengki menjelaskan dari pendalaman barang bukti ponsel, penyidik juga menemukan salah satu korban bernama Budianto Gunawan (68) sempat menghubungi sebuah nomor untuk menjual barang-barang yang ada di rumah. 

Seperti kendaraan AC, kulkas, blender, TV. Korban juga secara proaktif menghubungi pihak mediator untuk menjual rumah dan pegawai koperasi simpan pinjam untuk menggadaikan sertifikat rumah korban.

Penyidik kemudian mendapati fakta baru dari para pihak yang dihubungi tersebut. Diketahui korban Rudyanto Gunawan (71), Margaretha (68) sudah meninggal sekitar Mei 2022. 

Sedangkan Budianto Gunawan, dan Dian (42), masih hidup. 


Hal ini diketahui saat pegawai koperasi simpan pinjam datang ke rumah dan mencium bau busuk, pada Mei 2022. 

Para saksi ingin bertemu dengan Reni Margareta yang namanya tertulis sebagai pemilik rumah. Namun, saat itu mereka ditemui oleh anak Reni Margareta bernama Dian.

Dian mengatakan jika ibunya sedang tidur di kamar.

"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua," ujar Hengki, Senin (21/11/2022).

Pakar Analisa Sikap Dian

Pakar kriminologi Adrianus Meliala menyoroti kelakuan Dian salah satu anggota keluarga di Kalideres yang meninggal dunia misterius. 

Apalagi Dian menganggap seolah-olah sang ibu, Renny Margaretha masih hidup.

Dugaan gejala sakit jiwa pada Dian dianalisa oleh Adrianus.

"Selain terkait ada keyakinan tertentu, nampaknya ada indikasi delusi juga. Anak yang memberi susu pada jenazah ibunya dan seterusnya, itu gejala sakit jiwa psikotik," ungkap Adrianus Meliala dikutip pada Selasa (22/11/2022) dari Kompas.com.

Lantaran dugaan terebut, Adrianus menyebut perlunya psikolog forensik menyelidiki karakter satu persatu anggota keluarga Rudyanto.

Hal itu perlu dilakukan guna menginstruksikan suasana saat kejadian satu persatu kematian anggota keluarga Rudyanto tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved