Berita Tegal
Jelang Nataru, Kampoeng Goetji 1930 Sudah Full Booking Khususnya Tanggal 24, 25 dan 31 Desember
Jelang Nataru, delapan tipe rumah di Kampoeng Goetji 1930 sudah full booking.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Jelang momen libur natal dan tahun baru (Nataru), delapan tipe rumah yang ada di Kampoeng Goetji 1930 sudah full booking atau dipesan terutama untuk tanggal 24, 25, dan 31 Desember 2022.
Informasi tersebut, disampaikan GM Kampoeng Goetji 1930 Resort, Jefri Ari Budianto, saat ditemui Tribunjateng.com Minggu (27/11/2022).
Jefri mengatakan, karena pada tanggal 24, 25 dan 31 Desember sudah full booking, maka bagi pengunjung yang masih ingin menginap bisa pesan untuk momen weekday atau weekend lainnya.
Tapi karena peminat cukup banyak terutama dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, dan lain-lain, maka disarankan untuk pesan jauh-jauh hari atau tiga minggu sebelumnya.
"Untuk momen jelang Nataru, Kampoeng Goetji 1930 sudah full booking. Tapi bagi pengunjung yang masih ingin menginap bisa saat weekend, tapi saya sarankan harus sudah pesan tiga minggu sebelumnya," tutur Jefri, pada Tribunjateng.com, Minggu (27/11/2022).
Jefri menyebut, mayoritas pengunjung berasal dari luar Tegal, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta.
Mengingat jika berwisata ke Guci, maka ciri khas atau yang dituju pertama kali adalah pemandian air panasnya, karena di Kampoeng Goetji 1930 juga menyediakan sehingga banyak yang berkunjung.

"Mayoritas pengunjung yang menginap di kami, biasanya dari Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta, tapi kalau bicara paling banyak ya dari Semarang. Sedangkan yang dari Tegal ada, tapi tidak banyak alias jarang," katanya.
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Jefri, Kampoeng Goetji 1930 berada di ketinggian 1.500 Mdpl dan bisa disebut sebagai salah satu resort tertinggi di area Guci.
Sesuai namanya, jika anda berkunjung ke lokasi, maka yang pertama kali dilihat adalah bangunan rumah full kayu bernuansa jadul.
Mulai dari interior yang semuanya full kayu jati, didukung furniture seperti lampu, cermin, bahkan tempat air (kendi), gelas semuanya model era jadul.
Suasana jadul lebih terasa, mengingat karyawan atau pengelola resort juga menggunakan pakaian adat jawa plus blangkon.
Bahkan, di masing-masing rumah, tidak disediakan televisi untuk menguatkan kesan jadul dari Kampoeng Goetji 1930.
Kampoeng Goetji memiliki total delapan rumah dengan dua tipe bangunan yang diberi nama-nama unik khas jaman dulu.
"Kami disini memiliki delapan rumah, rinciannya empat rumah tidak susun (kamar sebelah kanan dan kiri) dan empat lainnya rumah susun (kamar atas bawah). Untuk masing-masing namanya juga unik khas jaman dulu, seperti Oemah Tjarik, Oemah Bekel, Oemah Bayan, dan Oemah Lebe, ya dari nama-nama perangkat desa," ungkap Jefri.