Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Video Pondok Maos Guyub Boja Kendal Perpustakaan Harta Karun Tak Ternilai

Perpustakaan Pondok Maos Guyub Boja dari depan tampak biasa saja seperti rumah warga.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Tim Video Editor

Kemudian Kurnia Efendi, Anindita S Thayf, Remy Silado, Ahmad Tohari, Gus tf Sakai,  D Zawawi Imron, Saut Sitomorang, Eka Kurniawan, Agus Noor dan lainnya.

"Perpustakaan itu ada kamar  sastrawan yang biasa menjadi tempat menginap para sastrawan sebelum mengisi kegiatan sastra di Boja," imbuhnya.

Cikal bakal Pondok Maos guyub berawal di tahun 2006 selepas Heri bertemu dengan pemilik perpustakaan tersebut yakni Sigit Susanto, pria asli Boja yang dikenal sebagai sastrawan sekaligus Dalang yang bermukim di Swiss.

Mereka pun sepakat untuk mendirikan perpustakaan , alasannya sederhana lantaran kondisi literasi masih rendah sekaligus untuk membangun peradaban yang masih tertinggal sehingga harus dimulai dari dunia pendidikan di antaranya lewat perpustakaan.

"Beliau berdomisili di Swiss rumahnya ditinggali saudaranya, ruang depan rumah itu kemudian dimanfaatkan untuk sosial berupa perpustakaan," katanya.

Perpustakaan sengaja didesain tidak seperti perpustakaan pada umumnya supaya suasana lebih cair. 

Pengunjung dapat meminjam buku untuk dibawa pulang sebanyak dua eksemplar.

"Sebenarnya kami sangat fleksibel, kami buka 24 jam, tinggal kontak saya nanti akan kami komunikasikan dengan yang menempati rumah," ucapnya.

Tingkat kunjungan perpustakaan sempat cukup  menggembirakan terutama di lima tahun awal perpustakaan itu berdiri atau medio 2006-2011. 

Kala itu, setiap hari 20 sampai 30 pengunjung mampir di perpustakaan Pondok Maos Guyub baik kalangan pelajar, remaja maupun dewasa.

Belakangan, kunjungan perpustakaan terhitung kian sepi. Hanya orang yang memiliki keperluan penelitian atau memang benar-benar berminat di sastra yang mau berkunjung ke perpustakaan yang memiliki lebih dari 1.000  judul buku itu.

Heri tak tahu apakah sepinya pengunjung disebabkan faktor gawai, maraknya era digital atau faktor lain.

"Kondisi ini memang menjadi PR bagi kami. Kedepan nanti kami betul-betul perbaiki administrasinya, kami pikirkan nanti sistemnya," jelasnya. (iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved