Berita Semarang
Alasan Mbah Gober Sopir Tronton Tak Mau Terjang Rob di Tanjung Emas Semarang: Terabas Bisa, Tapi. .
Puluhan truk tertahan di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang akibat banjir rob. Mereka terpaksa memarkirkan kendaraanya di pinggir jalan
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Puluhan truk tertahan di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang akibat banjir rob.
Mereka terpaksa memarkirkan kendaraanya di pinggir jalan.
Tampak kendaraan berat mulai tronton hingga trailer terparkir rapi.
Melihat ketinggian air rob yang hanya di bawah lutut orang dewasa seyogianya dapat mudah diterabas oleh para truk kontainer.
Baca juga: Siswi SMP Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumah Neneknya, Sebelumnya Terlihat Dibonceng Pria
Baca juga: Kecelakaan di Tol Cipali KM 147, 2 Bus Terguling Hingga Tindih Mobil Pribadi, Begini Nasib Penumpang
"Terabas bisa saja. Truk kontainer saya mampu, tapi hal itu tidak saya lakukan kasihan para pekerja pabrik yang mau berangkat bisa kena air atau tambah menyulitkan jalan mereka," ujar Sopir kontainer Mbah Gober kepada Tribun, Jumat (2/12/2022).
Pria berambut gondrong itu hendak mengirim barang dari pabrik Sammi Semarang ke kawasan Pelabuhan.
Setiba di pelabuhan ternyata banjir rob berbarengan dengan jam berangka kerja karyawan sehingga ia memilih berhenti dulu.
"Ya nunggu pekerja pabrik lewat sambil nunggu rob agak surut," katanya.
Namun ia menyebut, kondisi air rob tampaknya akan terus naik.
Informasi yang diterimanya dari petugas pelabuhan air rob sudah naik dari pukul 04.00.
Hingga pukul 08.00, air terus merangkak naik.
"Iya kok naik terus airnya, semoga naiknya tidak terlalu tinggi," bebernya.
Akibat rob, tentu hal itu berdampak terhadap aktivitas pengiriman logistik di pelabuhan.
"Dampak keterlambatan pengiriman itu saja," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, pelabuhan Tanjung Emas pagi ini kembali digenang air rob, Jumat (2/12/2022).
Pantauan Tribun di lokasi, akibat bob ribuan pekerja di kawasan pelabuhan terpaksa jalan kaki.
Hanya segelintir pekerja yang berani menerabas air rob dengan sepeda motor.
Menurut penuturan beberapa pekerja, kejadian banjir rob itu memantik trauma mereka selepas kejadian jebolnya tanggul Lamicitra beberapa bulan lalu.
"Iya, saya pribadi dan kawan-kawan pada trauma," ujar pekerja pabrik di Kawasan Tanjung Emas, Upik Wiyandar kepada Tribun Jateng.
Rasa trauma yang dialami para pekerja lantaran takut kerusakan kendaraan akibat kejadian banjir rob tersebut.
Para karyawan harus memperbaiki motor dengan biaya jutaan rupiah.
"Saya habis jutaan, habis segitu tidak ada subsidi dari perusahaan. Makanya banjir kali ini motor saya titipin," terang warga Pedurungan itu.
Ia pun meminta kepada pemerintah persoalan ini dapat segera diselesaikan.
"Tolong pak Ganjar, tolonglah kami, tolonglah kami. Mikirkan nasib kami karyawan di pelabuhan Tanjung Emas" katanya.
Karyawan pabrik PT Grand Best Indonesia itu mengaku, terpaksa harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer atau harus ditempuh selama 30 menit.
"Saya sudah 12 tahun bekerja di kawasan ini, sudah sering banjir tapi tahun ini paling sering. Tanggul jebol paling parah," ungkapnya.
Karyawan pabrik Korina Semarang Tyas mengaku, harus jalan kaki sejauh 30 menit untuk sampai di tempatnya bekerja di kawasan Lamicitra.
"Infonya depan pabrik kering, hanya akses masuk sini saja yang kerendam rob," katanya.
Diakuinya, banjir rob bikin pekerja di pelabuhan susah.
"Kalau bisa ya jangan gini lagi," terangnya singkat sembari lekas berjalan kaki.
Informasi dari BMKG Semarang, banjir rob di kawasan pelabuhan Tanjung Emas terjadi akibat tingginya gelombang laut.
Khusus di kawasan pesisir Semarang setinggi 190 sentimeter pada Jumat (2/12/2022) pukul 03.00.
Kondisi itu diperparah dengan hujan intensitas sedang yang guyur kawasan pesisir. (Iwn)