Berita Semarang
Pertumbuhan Jumlah Armada di Kota Semarang Tak Sebanding dengan Ruas Jalan, Benarkah?
Kemacetan acapkali mewarnai jalanan di Kota Semarang hampir tiap harinya waktu pagi dan sore hari.
Penulis: budi susanto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Kemacetan acapkali mewarnai jalanan di Kota Semarang hampir tiap harinya waktu pagi dan sore hari.
Hal itu dikarenakan jumlah kendaraan di Kota Semarang meningkat setiap tahunnya.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Geikindo) mencatat, jumlah kendaraan di Kota Semarang pada 2019 di angka 1.651.895 unit. Jumlah tersebut terbagi dari beberapa golongan seperti sepeda motor, mobil penumpang, bus, dan truk.
Angka tersebut terus merangkak naik pada 2020 dengan total jumlah kendaraan mencapai 1.693.227 unit. Pada 2021 akhir, jumlah kendaraan di Kota Semarang di angka 1.875.781 unit.
Sementara BPS Provinsi Jateng mencatat jumlah total kendaraan yang ada di Jateng mencapai 20 juta unit lebih pada 2021.
Dari jumlah itu, Kota Semarang menempati urutan pertama dengan jumlah kendaraan terbanyak dengan persentase hampir 10 persen dari total kendaraan di Jateng atau 1,8 juta unit lebih.
Kondisi itu menyebabkan jalanan Ibu Kota Jateng tak bisa lepas dari ancaman kemacetan. Semakin sesaknya jalanan Kota Semarang juga diakui masyarakat. "Dibandingkan lima tahun lalu atau sekitar 2017, jalanan di Kota Semarang semakin padat," kata Imam Pramuji (45) warga Pusponjolo, Kota Semarang, Kamis (1/12).
Dilanjutkan, kemacetan di sejumlah ruas jalan di Kota Semarang pada 2017 juga tak separah sekarang. Ia memberikan contoh di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ahmad Yani pada 2017 belum sepadat sekarang.
Namun kini, setiap pagi dan sore hari dua jalan tersebut dipenuhi kendaraan layaknya barisan semut.
"Kalau sekarang macetnya minta ampun, sudah seperti di Jakarta," ujar dia.
Menyoal kepadatan jalanan di Kota Semarang, Dishub Kota Semarang telah melakukan analisis berdasarkan perhitungan volume, capacity, ratio (VCR) untuk menghitung persentase kinerja jalan dengan kepadatannya.
Analisis tersebut dilakukan sejak 2017 hingga 2022 dan fokus pada 20 ruas jalan yang ada di Kota Semarang.
Hasilnya, pertumbuhan kendaraan tak sebanding dengan kinerja jalan yang ada di Kota Semarang.
Menurut Kepala Dishub Kota Semarang, Endro P Martanto, 20 ruas jalan yang di analisa di antaranya Jalan Ahmad Yani, Pamularsih, Dr Soetomo, Gajahmada, Imam Bonjol, Jendral Sudirman dan beberapa ruas lainnya.
Berdasarkan analisis VCR yang dilakukan di 20 ruas jalan, hanya beberapa yang memiliki persentase kepadatan rendah. Beberapa ruas jalan dengan persentase kepadatan rendah itu ada di Jalan Gajahmada dengan persentase VCR 0,67 persen dan Jalan Imam Bonjol dengan kepadatan 0,43 persen.
"Ambang batas kepadatan jalan di angka 0,75 persen, jika lebih dari itu bisa dikatakan over. Bahkan jika mendekati 1 persen kendaraan tidak lagi di jalan raya namun juga memenuhi trotoar," ucapnya.
Ia menerangkan persentase kepadatan lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Kota Semarang juga terus meninggi. Endro memberikan contoh, Jalan Ahmad Yani pada 2017 persentase kepadatan hanya 0,65. Namun di 2022 kepadatan di jalan tersebut naik 0,07 persen menjadi 0,72.
"Di Jalan Brigjend Sudiarto hampir mendekati 1 persen. Lalu Jalan Dr Soetomo juga tinggi diangka 0,76 persen dan Jalan Pandanaran sudah mendekati 0,75 persen atau diambang batas kepadatan," terangnya.
Tak hanya itu, Endro menuturkan jalan nasional yang ada di Kota Semarang misalnya Jalan Kaligawe, persentase kepadatan di atas 0,90 persen.
Selain padat, acapkali jalan nasional yang ada di Kota Semarang dilanda banjir dan rob. Persentase kepadatan jalan membuat resiko kecelakaan jalan raya juga tinggi.
"Kondisi tersebut disebabkan tingginya pengguna kendaraan pribadi dibanding transportasi umum," imbuhnya.
Ditambahkannya, adanya aktivitas warga luar daerah yang bekerja di Kota Semarang juga meningkatkan kepadatan jalanan.
Pasalnya warga luar daerah beraktivitas menggunakan kendaraan pribadi untuk berangkat bekerja. Dishub Kota Semarang hanya bisa berupaya mengurangi kepadatan jalan lewat manajemen lalu lintas.
Upaya penanganan yang dilakukan Dishub yaitu melalui penerapan satu arah. Lalu peningkatan ruas jalan simpang hingga wilayah pinggiran di Kota Semarang. "Kami beru bisa mengatasinya melalui sistem tersebut.
Wacana Pemkot Semarang memaksimalkan penggunaan transportasi umum juga masih kami tunggu," tandasnya. (bud)
Baca juga: Laporan Tribun dari Qatar : Souq Waqif Surga Belanja Suvenir
Baca juga: Piala Soeratin U-17 Jateng Kick Off Serentak Hari Ini
Baca juga: Tingkatkan Kesejahteraan UMKM, Pemkab Sleman Sediakan 300 Stand di Jambore Kewirausahaan Sosial
Baca juga: Prediksi Hasil Akhir Skor 1-1 Ghana Vs Uruguay Piala Dunia 2022, Suarez Pulang Lebih Awal?