Gempa Cianjur
Polemik Tenda untuk Berhubungan Intim Bagi Pengungsi Gempa Cianjur, Kepala Desa Membantah
Polemik tenda untuk berhubungan intim pasangan suami istri pengungsi gempa Cianjur menemui pro dan kontra.
"Makanya kami berusaha untuk memisahkan."
"Apabila bencana terjadi jangka panjang, itu dapur umum, tenda putra, tenda putri, ataupun tenda lain, itu harus disiapkan."
"Tapi itu balik lagi pemerintah yang harus menyediakan," tambahnya.
Walaupun begitu, Ferry menegaskan bahwa "Tenda Sakinah" itu tidak ada, apalagi berada di pondok pesantren miliknya.
"Seolah-olah saya yang dijadikan penemu tenda itu, dan itu salah besar."
"Tenda Sakinah itu tidak ada, itu hanya obrolan masyarakat," tegasnya. (*)
Penjelasan penggagas tenda sakinah
Feri R Firdaus, seorang penggagas Tenda Sakinah mengatakan, pasutri yang ingin menggunakan tenda sakinah itu harus mengikuti jadwal antrean pendaftaran.
Namun, para pasutri mengaku malu jika namanya dipajang dalam jadwal masuk ke tenda sakinah.
"Jadi saat saya akan pasang kertas berisi jadwal pemakaian. Itu mereka pada protes, aduh, malu, jangan dipajang nama-namanya," ucap Feri.
"Karena yang mengungsi di lapangan ini kan warga satu RT, tidak ada dari RT lain. Jadi saya tahu siapa-siapa saja pengungsi di sini," ucapnya.
Feri menceritakan, fasilitas tenda sakinah ini memang dibuat memenuhi kebutuhan biologis suami istri yang terganggu akibat gempa bumi.
Ia menyebut, tenda itu didirikan setelah ada warga Desa Pasir Goong yang pulang kampung seusai merantau kerja selama dua bulan.
Namun kepulangannya bertepatan dengan terjadinya gempa bumi di Kabupaten Cianjur.
Rumah warga tersebut rusak akibat gempa sehingga harus mengungsi di tenda yang didirikan di lapangan desa.