Polisi Tembak Polisi
Ngeyelnya Kuat Maruf Meski Lie Detector Mendeteksi Dia Bohong, Namun Tetap Bersikukuh Dia yang Benar
Ketika tes kebohongan atau Lie Detector menyebut terdakwa Kuat Maruf positif berbohong, ia tetap ngeyel bahwa pernyataannya yang benar.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ketika tes kebohongan atau Lie Detector menyebut terdakwa Kuat Maruf positif berbohong, ia tetap ngeyel bahwa pernyataannya yang benar.
Hal itu terlihat saat ia dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Richard Eliezer atau Bharada E dan Kuat Ma'ruf.
Ia ngeyel dan mengklaim pernyataannya yang benar karena Lie Detector adalah robot.
Baca juga: Pembicaraan Putri Candrawathi dan Brigadir J di Kamar Berlangsung 10 Menit, Diwarnai Tangisan
Baca juga: Kronologi Penembakan Brigadir J Menurut Bripka Ricky Rizal, Hakim: Ceritamu Ga Masuk Akal Semua
Baca juga: Ini Reaksi Gibran, Spanduk Ganjar Pranowo-Erick Thohir Sebagai Capres dan Cawapres Hiasi Kota Solo

Pengakuan itu bermula ketika penasihat hukum Bharada E, Ronny Talapessy, mencecar keterangan Kuat yang mengaku bahwa ia tidak melihat Ferdy Sambo ikut menembak dalam insiden penembakan yang menewaskan Yosua di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.
"Jadi Saudara tidak melihat Ferdy Sambo ditembak atau menembak?" kata Ronny dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (6/12/2022)
"Tidak melihat," ujar nya.
Mendengar jawaban itu, Ronny lantas menanyakan apakah Kuat pernah menjalani pemeriksaan dengan menggunakan lie detector saat penyidikan di Bareskrim Polri.
Kuat pun mengakui bahwa ia juga telah menjalani pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan dalam pemeriksaan di kepolisian.
"Saudara saksi pernah diperiksa lie detector?" ujar Ronny.
"Pernah," kata Kuat.
"Tahu hasilnya?" tanya Ronny lagi.
"Tahu," jawab Kuat.
Ia kemudian mengungkapkan, hasil pemeriksaan dengan lie detector itu menunjukkan bahwa ia berbohong kepada penyidik.
"Apa hasilnya?" kata Ronny.
"Katanya berbohong," ujar Kuat.
"Jadi, Saudara saksi berbohong saat Saudara saksi ditanya lihat Ferdy Sambo menembak tidak Saudara saksi bilang tidak? Hasilnya apa?" ujar Ronny.
"Berbohong," kata dia.
Atas penegasan jawaban itu, Ronny pun kembali memastikan hasil pemeriksaan lie detector yang disampaikan Kuat tersebut.
Bukannya kembali menegaskan bahwa hasil lie detector menunjukkan kebohongan, Kuat malah mengatakan bahwa jawaban dialah yang benar.
"Jadi yang benar yang mana?" kata Ronny lagi
"Ya benar sayalah, itu kan robot," ujar Kuat.
Peristiwa pembunuhan Yosua disebut terjadi setelah cerita Putri Candrawathi yang mengaku dilecehkan Yosua di Magelang.
Baca juga: 368 Calon Anggota PPK Pemilu 2024 di Kabupaten Batang Ikuti Tes CAT
Baca juga: Iklankan Fusee dan Vitmen di Luar Jam Siar Dewasa, KPID Jateng Berikan Peringatan
Baca juga: Deretan Ramalan Viral yang Gagal Buktikan Kiamat Hari Akhir Alam Semesta
Kemudian, Ferdy Sambo marah dan merencanakan pembunuhan terhadap Yosua yang melibatkan Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Akhirnya, Brigadir J tewas ditembak di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.
Atas perbuatannya, Richard Eliezer, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). (*)