Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreativitas Peserta Didik Dengan STEM

Proses pembelajaran merupakan salah satu unsur utama dalam mencapai keberhasilan dalam pendidikan Hasil observasi.

Editor: galih permadi
IST
Didik Irwanto, S.Pd., SMPN 3 Petarukan, Kab. Pemalang 

Oleh: Didik Irwanto, S.Pd., SMPN 3 Petarukan, Kab. Pemalang

Proses pembelajaran merupakan salah satu unsur utama dalam mencapai keberhasilan dalam pendidikan Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 3 Petarukan diperoleh beberapa catatan selama observasi kelas yang teridentifikasi sebagai masalah pada pembelajaran IPA kelas VII pada  materi Energi  KD 3.6 Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, dan energi dari makanan antara lain; Pembelajaran IPA ditingkat SMP sudah menanamkan sikap ilmiah pada peserta didik, mengembangkan keterampilan, dan menerapkan konsep IPA untuk menyelesaikan masalah, namun kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum menunjukkan pada Analytical Thinking Skill peserta didik,  

Pendekatan STEM merupakan pendekatan modern yang mengintegrasikan aspek-aspek Sains, Teknologi, Enginering (Rekayasa), dan Matematika guna menciptakan peserta didik  yang mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di kehidupan modern yaitu di abad 21. Pendekatan STEM dapat membentuk peserta didik menjadi manusia yang mampu kreatif, berpikir kritis dan logis,  dan sistematis.

Berdasarkan permasalahan yang ada  perlu dipersiapkan  perangkat pembelajaran dengan pendekatan STEM Science, Technology, Engineering and Mathematics). Administrasi pembelajaran yang dikembangkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKPD, dan instrumen penilaian pembelajaran. Rencana pembelajaran menggunakan pendekatan STEM Science, Technology, Engineering and Mathematics) yang terdiri dari enam tahap yaitu observe (guru memberikan apersepsi dan peserta didik mengamati objek pembelajaran), asking question (peserta didik menganalisis permasalahan berdasarkan objek yang diamati dengan arahan guru), hypothesize (peserta didik mampu menyusun hipotesis berdasarkan pertanyaan dari analisis permasalahan sebelum melakukan percobaan), analyze and interpret (peserta didik mampu menganalisis dan menginterpretasikan kegiatan percobaan untuk memperoleh data percobaan), create (peserta didik dapat  menganalisis dan melaporkan hasil percobaan dalam laporan dengan sistematika yang diharapkan), dan evaluate and communicate (peserta didik mengkomunikasikan hasil percobaan dan mengevaluasi hasil percobaan sehingga dicapai kesimpulan materi dalam pembelajaran).

Pada kegiatan pembelajaran ini sesuai dengan materi Energi, peserta didik diminta unttuk membuat miniatur rumah hemat energi. Adapun analisis STEM yang dapat diperoleh dari peserta didik adalah: 1) Sains, Faktual : lampu akan menyala jika disambungkan dengan sumber arus, Konseptual : dengan kuat yang sama, tegangan rangkaian seri akan terbagi ke dalam sejumlah lampu sedangkan pada rangkaian parallel tidak terbagi, Prosedural : cara merangkai instalasi listrik terbuka, tertutup, seri dan paralel, Metakognitif : menghemat pemakaian energi listrik. 2) Teknologi;  Rumah pasif ( Rumah hemat energi), jaringan instalasi listrik di rumah, internet untukmencari informasi terkait rumah hemat energi dan rangkaian listrik, computer untuk membuat laporan (3) Engineering ; merancang miniatur rumah hemat energi, membuat miniatur rumah hemat energi, merancang instalasi jaringan listrik pada miniature rumah hemat energi, mengevaluasi hasil pekerjaan, merancang ulang jika diperlukan berdasarkan hasil evaluasi (4)  Matematika ; menggunakan skala, menghitung panjang, lebar dan tinggi bangunan, menghitung luas ruangan terbuka (taman) dan tertutup (kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu dan ruang keluarga, menentukan diagonal bidang, menghitung jumlah lampu dan sklar yang di gunakan, menghitung berapa meter kabel yang dibutuhkan

Melihat dari beberapa kesimpulan tersebut, bagi para guru SMP diharapkan ke depan  yang masih menggunakan pembelajaran secara konvensional atau hanya mengunakan metode ceramah yang cenderung membosankan, sehingga kurang menarik dalam proses pembelajarannya. Sehingga peserta didik setelah proses pembelajaran dapat berpikir kritis dn kreatifitasnya lebih tinggi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved