Berita Kudus
Inspiratif: Deni Saputra Kembangkan 2.850 pohon Melon Hidroponik di Kudus, Panen 4 Kali Setahun
Berangkat dari pengetahuan autodidak, pemuda asal Kabupaten Kudus Deni Saputra berhasil mengembangkan budidaya tanaman melon unggulan.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Berangkat dari pengetahuan autodidak, pemuda asal Kabupaten Kudus Deni Saputra berhasil mengembangkan budidaya tanaman melon unggulan.
Pria yang akrab disapa Deni itu, kini memiliki 2.850 pohon melon yang ditanam di dalam dua buah greenhouse.
Beragam jenis tanaman melon yang dikembangkannya bisa panen empat kali dalam setahun. Di antaranya adalah melon jenis Golden Emerald, Jonetsu, Kimochi dan beberapa jenis lainnya.
Dengan modal dua greenhouse yang ada, Deni bisa mendapatkan hasil hingga 2,7 ton setiap musim panen. Yaitu dengan memaksimalkan satu pohon satu buah untuk mendapatkan hasil yang berkualitas dan padat hingga 1,8 kilogram per buah.
Kesuksesan Deni tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam membangun bisnisnya di bidang pertanian. Perjuangan yang dilaluinya terhitung dalam kurun waktu 10 tahun, dimulai 2012 silam, hingga kini mempunyai ribuan pohon melon.
Saat ditemui tribunjateng.com, Deni kini memiliki Muria Farm Hidroponik terletak di Dusun Kauman, Desa Besito, Kecamatan Gebog sebagai lokasi mengembangkan bisnisnya. Tempat tersebut berjarak sekiranya 7 kilometer dari pusat Kota Kudus.
Deni Saputra mengatakan, dia mulai terjun ke dunia pertanian sejak 2012. Ketika itu, dia merintis budidaya tanaman dengan cara hidroponik di dalam sebuah greenhouse di belakang rumah.
Merasa puas dengan hasil budidaya pertamanya selama tiga tahun berjalan, lanjutnya, kemudian dikembangkan di atas lahan yang lebih luas 3.500 meter persegi.
"Pertamanya saya bangun satu buah greenhouse seluas 1.500 meter persegi untuk budidaya selada. Belum ke tahap melon," terangnya, Kamis (8/12/2022).
Usaha seladanya berjalan kurang lebih 4 tahun. Setelah itu, Deni mulai memberanikan diri merambah ke tanaman buah, dan memilih buah melon kualitas unggul.
Pada 2019, Deni bersama rekannya sudah bisa membangun dua greenhouse. Masing-masing ditanami 1.500 pohon melon dan 1.350 pohon yang dirawat setiap tahunnya.
Setiap greenhouse yang dibangun membutuhkan anggaran hingga Rp 420 juta, tentunya modal yang cukup besar untuk bisa menjalankan usaha hidroponik tanaman melon.
"Awalnya hanya bisa memanfaatkan lahan 500 meter persegi saja. Begitu dapat modal, bisa ditingkatkan lebih luas secara bertahap," ujarnya.
Saat ini, Deni memiliki lima karyawan tetap yang membantunya dalam merawat 2.850 tanaman melon. Supaya bisa menghasilkan panen maksimal dan berkualitas selama empat kali dalam setahun.
Dia juga berencana mengembangkan usahanya hingga memiliki 12 greenhouse tahun 2023 dengan memanfaatkan lahan seluas 1 hektare.