Berita Kudus
Siswa SMP Kanisius Kudus Ramai-ramai Lempari 'Koruptor' dengan Bola Tenis
Siswa SMP Kanisius Kudus antusias mengikuti lomba balang koruptor di aula sekolah tersebut, Kamis (8/12/2022).
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Siswa SMP Kanisius Kudus antusias mengikuti lomba balang koruptor di aula sekolah tersebut, Kamis (8/12/2022).
Lomba yang diikuti oleh seluruh siswa itu sebagai pengingat bahwa 9 Desember merupakan hari antikorupsi dan menanamkan nilai anti terhadap segala bentuk tindak korupsi.
Lomba balang koruptor ini berlangsung meriah. Para siswa bergantian satu per satu melempar sebuah patung sederhana yang terbuat dari rangkaian bambu yang diibaratkan seorang koruptor.
Para siswa mendapat kesempatan tiga kali untuk melempar patung bambu itu menggunakan bola tenis. Jika mengenai kepala, maka akan mendapat skor 9. Jika mengenai tangan akan mendapat skor 8, megenai kaki mendapat skor 7, dan jika lemparan bola mengenai tubuh patung akan mendapat skor 6.
Bagian kepala patung koruptor merupakan skor yang terbesar jika lemparan bola mengenainya. Hal itu sebagai pertanda bahwa korupsi berawal dari pola pikir. Dari sini para siswa diajarkan untuk menjaga pola pikir agar tidak sekali-kali melakukan tindakan korupsi maupun turunannya.
Kemudian bagian tangan menjadi skor tertinggi kedua setelah kepala karena setelah pola pikir, korupsi identik dlakukan oleh tangan.
Dan kaki akan menjadi alat untuk berlari dari kenyataan saat tindak korupsi terendus, oleh karenanya skornya di bawah lemparan saat mengenai tangan. Kemudian tubuh paling rendah skornya karena tubuh selalu mengikuti dari apa yang dilakukan anggota badan saat melakukan tindak korupsi.
Ada sekadar hadiah bagi siswa yang paling banyak menumpulkan skor lomba balang koruptor. Hadiah itu sebagai bentuk penghargaan atas lomba yang telah diikuti para siswa.
Seorang siswa, Eunike Christy Kusumawardhani, merasa senang atas kegiatan yang digelar di sekolahnya. Pasalnya dengan begitu dia bisa mengambil pelajaran bahwa tindak korupsi merupakan hal buruk yang merusak segalanya.
Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini para siswa juga diajak bermain sandi antikorupsi, kemudian membubuhkan tanda tangan pada selembar kain putih sebagai bentuk komitmen melawan korupsi, dan siswa dibebaskan berekspresi menumpahkan kata-kata antikorupsi pada selebar kain putih.
"Tadi saya menulis 'say no to corruption', karena korupsi merugikan semuanya," kata Eunika.
Dalam kesempatan ini, Eunika berharap agar para koruptor dipenjara supaya menyesal atas tindakan korupsi yang telah diperbuat. Juga, bagi para siswa sudah selayaknya menanamkan nilai ke dalam dirinya akan pentingnya integritas dan kejujuran.
Sementara, Kepala SMP Kanisius, Herry Christanto, mengatakan, kegiatan antikorupsi rutin pihaknya gelar setiap tahunnya. Selain sebagai tradisi, di sekolah tersebut juga menerapkan pendidikan antikorupsi sejak 2005.
Pendidikan antikorupsi di sekolah tersebut diajarkan secara sederhana. Tidak harus langsung menyoroti kasus-kasus korupsi besar yang ada di Tanah Air. Tapi antikorupsi yang diajarkan di sekolah tersebut dimulai dari yang paling sederhana. Misalnya menanamkan kejujuran dari diri siswa.
"Kami ingin mendidik anak-anak kami melawan korupsi berawal dari diri sendiri terutama dari cara berpikirnya," katanya.