Berita Pati
Bawaslu Pati Susun Buku yang Rangkum Jejak Peristiwa Pengawas Pemilu di Pati 2004-2019
Bawaslu gelar bedah buku "Realitas Peristiwa Pengawas Pemilu di Pati Bumi Mina Tani".
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: sujarwo
TRIBUNMURIA.COM, PATI – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pati mengadakan bedah buku berjudul “Realitas Peristiwa Pengawas Pemilu di Pati Bumi Mina Tani" di Aula Kantor Kecamatan Pati, Rabu (14/12/2022).
Buku ini merekam jejak perjalanan pengawas pemilu di Pati sejak 2004 hingga 2019.
Bedah buku digelar untuk menampung masukan perbaikan sebelum buku diluncurkan dan diedarkan ke publik.
Ketua Bawaslu Kabupaten Pati Ahmadi mengatakan, satu di antara hal menarik yang ada di buku tersebut yakni rangkuman peristiwa saat tahapan pemilu tahun 2004.
Pada masa itu, kata Ahmadi, belum ada Pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Saat itulah pengawas kabupaten di Pati mengusulkan adanya relawan yang mengawasi pemilu di tiap TPS. Padahal saat itu belum ada aturan atau undang-undang yang mewajibkan tiap satu TPS ada pengawasnya. Saat itu pengawas di Pati sudah punya pemikiran tersebut," tutur dia.
Ide tersebut, pada waktu itu, didasari pertimbangan bahwa terdapat potensi kerawanan di tingkat TPS, sehingga dibutuhkan relawan pengawas.
Ahmadi mengatakan, buku ini nantinya bisa menjadi pegangan awal bagi pengawas pemilu di tingkat kabupaten, kecamatan, maupun desa.
Buku tersebut juga bisa menjadi rujukan bagi masyarakat yang ingin menjadi penyelenggara pemilu, khususnya di bidang pengawasan.
Apalagi isi, menurut Ahmadi, buku tersebut tak hanya berisi rangkuman lintas peristiwa, melainkan juga tentang bagaimana menjadi pengawas yang berintegritas.
“Setelah bedah buku ini, masukan dan usulan akan digunakan sebagai bahan perbaikan. Barulah nanti setelah diperbaiki, buku akan dicetak dan dibagikan, baik pada Panwascam maupun masyarakat,” kata dia.
Sementara, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pati M Noor Efendi yang menjadi salah satu narasumber bedah buku mengapresiasi langkah Bawaslu dalam membuat buku tersebut.
Ia menilai buku itu bisa menginspirasi semua pihak.
“Ini juga menjadi bagian dari terobosan yang menarik sekaligus memberikan kemajuan literasi demokrasi bagi masyarakat. Tidak hanya sebagai penyampaian data dan progam, melainkan juga mengedukasi masyarakat,” tambah dia. (*)