Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

Penyakit LSD Menjangkiti 19 Ekor Sapi dan Kerbau di Demak, Sri Sebut Daging Masih Aman Dikonsumsi

Varian penyakit baru kembali menyerang hewan ternak, setelah sebelumnya ada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Editor: muslimah
TRIBUNJATENG/Tito Isna Utama
Subkordinator Keswan dan kesmavet Dispertan Demak Sri Padyastuti saat ditemui di kantornya. 

"Kalau tidak ditangani akan menurunkan berat badan yang lumayan banyak, meski tidak semematikan PMK. Penyakit ini hanya kerugian penyusutan berat badan, dan daging masih aman (dikonsumsi-Red)," ungkapnya.

Pengobatan

Ia pun meminta masyarakat untuk bisa langsung melaporkan kepada pihaknya bila hewan ternaknya mengalami benjolan di kulit.

"Ada gejala klinis bisa langsung laporkan saja supaya bisa segera ditangani. Pengobatannya lebih mudah daripada PMK. Dua kali pengobatan sudah sembuh," tuturnya

Tak hanya itu, Sri mengungkapkan, pihaknya juga sudah mendapatkan vaksin LSD sebanyak 1.000 dosis.

"Vaksin sudah ada di Kabupaten Demak. Kami sudah ada 1.000 dosis, memang baru diaplikasikan 100 dosis," tuturnya.

Sebelumnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng mengonfirmasi adanya kasus penyakit kulit Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi ternak di beberapa daerah.

Kasie Kesehatan Hewan Disnakkeswan Jateng, Sunaryono sempat mendeteksi secara klinis dan laboratorium kasus LSD pertama di Jateng terjadi di satu zona.

“Secara administrasi itu masuk tiga daerah, Kecamatan Boja, Kendal; Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang; dan Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Tapi secara sebaran penyakit itu masuk satu zona,” terangnya, kepada Kompas.com, Selasa (8/11).

Belum lama ini, pihaknya mendapat temuan kasus baru di Boyolali. Belum diketahui pasti awal masuknya virus penyakit tersebut ke Jateng.

“Pengujian terakhir 31 Oktober di Boyolali, kami punya kasus juga di sana,” ujarnya.

Sunaryono menduga, penyebaran terjadi sejak kasus LSD dideteksi di Riau pada awal 2022 lalu.

Menurut dia, penyakit ini perlu diwaspadai oleh peternak sapi dan kerbau, lantaran LSD sangat mudah menyebar dan menular.

Hal itu terutama dengan menjaga kebersihan hewan dan kandang dari serangga vector yang menularkan penyakit, seperti lalat, kutu, nyamuk, dan sebagainya.

Dalam mengatasi LSD, Sunaryono menyebut, pihaknya telah mengupayakan vaksinasi terhadap hewan ternak di sejumlah daerah.

Hal itu demi mencegah kerugian langsung seperti gangguan reproduksi, kematian, penurunan produksi susu dan daging, hingga hilangnya tenaga kerja.

“Perlu dipahami, penyakit LSD ini sama sekali berbeda dengan PMK. Kami sudah punya vaksinnya, dan ini sudah teruji mampu mencegah LSD. Jadi kami harap peternak tidak menolak vaksin demi melindungi ternaknya,” tukasnya. (ito/Kompas,com)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved