LDII
LDII Jateng Gelar Webinar Pemberdayaan Keluarga dalam Mencetak Generasi Unggul Bangsa
Biro PPKK LDII Jawa Tengah menggelar webinar nasional bertema 'Pemberdayaan Keluarga dalam Mencetak Generasi Unggul', Sabtu (24/12).
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Biro PPKK LDII Jawa Tengah menggelar webinar nasional bertema 'Pemberdayaan Keluarga dalam Mencetak Generasi Unggul', Sabtu (24/12).
Ketua DPW LDII Jateng Prof Singgih Tri Sulistiyono mengatakan, webinar ini penting sebagai andil bagi generasi penerus nanti.
Tema yang diambil, merupakan salah satu program unggulan LDII Jateng. "Menonjolkan peran wanita dalam mencetak generasi unggul, tentunya mampu menjadi tulang punggung masyarakat, bangsa dan negara. Terutama Indonesia Emas 2045 mendatang," ujarnya.
Menurutnya, dalam masyarakat Islam keluarga menjadi tulang punggung andalan atau tiang penyangga bagi keberlangsungan negara.
Menilik perjalanan krisis yang dihadapi baik dari masa penjajahan, era kemerdekaan, hingga krisis moneter 1998, juga mengacu adanya perubahan orientasi keluarga.
Meski nilai individual, liberalisme memang ada, tapi dalam masyarakat Islam, semangat saling menolong itu ada.
"Keluarga punya peran penting menghindari disintegrasi bangsa. Bempernya ada dalam kehidupan keluarga yang saling menolong," ujarnya.

Semangat yang harus dijiwai dalam keluarga yakni memiliki orientasi agama, ujar Singgih menambahkan.
Keluarga punya peran mencetak generasi unggul karena adanya perubahan teknologi yang cepat, cara berpikir keluarga perlu bergerak dalam satu pemikiran yakni mempertahankan nilai agama.
Apalagi hidup dalam era digital yang super cepat. "Inilah tantangan yang dihadapi keluarga, para ibu terutama. Jika tidak kita siapkan dalam menghadapi bonus demografi, akan jadi bencana," kata Singgih.
Melibatkan seluruh stakeholder dalam perencanaan dan pemberdayaan keluarga, ia berharap pemerintah tergugah akan membuat gerakan sosial membangun generasi unggul era digital.
Sementara itu Prof Netti Herawati mengatakan, membangun ketahanan keluarga, pertama keluarga harus membuat emosi positif terutama pada ibu hamil. "Karena orang hamil harus orang dewasa, jangan sampai baper," katanya.
Kedua, bagaimana keluarga membuat kurikulum trimester pertama kehamilan. Ia menyarankan, pastikan tidak ada keributan internal keluarga. Karena bayi juga mampu merekam sejak dalam kandungan.
Netti menegaskan, dalam seribu hari perkembangan kehamilan, para orang tua dan juga keluarga di sekitarnya perlu menjaga. Merujuk surat Al Mukminun ayat 12-14, bahwa pada saat Allah meniupkan ruh ke janin, calon ibu jangan menunda memeriksa kehamilan.
"Jika sudah diperiksa dan saat itu dipastikan janinnya sehat, para ibu dan ayah agar berdoa sebanyak mungkin sehingga takdir dan tumbuh kembang yang baik mengiringi," ujarnya.
Dari segi neurosains, Netti mengatakan, janin telah menggunakan indra pengecapan, penciuman, serta pendengaran sejak itu.
"Karena itu yang sedang hamil perlu membangun pola makan yg baik. Pilih makanan yang baik. Banyak mendengarkan bacaan surat atau ucapan baik, agar apa yang direkam janin menjadi hal baik kemudian hari," kata Netti.
Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN Safrina Salim mengatakan pemberdayaan keluarga dalam mencetak generasi penerus yang unggul dengan memperkuat pengasuhan dalam keluarga.
Permasalahan stunting, tingginya angka kematian ibu dan bayi. Program kb, perencanaan kehamilan, tugas BKKBN adalah mengawal hal tersebut. Peran lebih jauh adalah mengawasi siklus kehidupan. "Sehingga nantinya mampu menopang bonus demografi pada 2045," ujarnya.
BKKBN bersama stakeholder lain memiliki strategi perencanaan sejak dari calon pengantin. Sebab indikator negatif kesiapan menjadi calon pengantin dapat muncul dan mampu mempengaruhi orang tersebut.
Calon pengantin laki-laki juga perlu menjaga hidup sehat dan mempunyai gizi yg baik agar tidak mengganggu proses pembuahan nantinya. Ia mengimbau, usia calon ibu diatas 21 tahun, calon pria diatas 25 tahun ditinjau dari sisi kesehatan.
"Di bawah umur itu rawan dalam masa kehamilan," ujarnya. Apalagi, ia menambahkan resiko terjadi kanker serviks. Ini yang menyebabkan angka kematian ibu tinggi.
Seorang panitia pelaksana kegiatan webinar, Teguh Budisantosa mengungkapkan, bahwa ketiga narasumber dengan materi-materi yang dibawakan sangat berkontribusi besar untuk bekal para orang tua dalam pembentukan karakter generasi unggul saat ini.
“Saya merinding, luar biasa pembicara webinar kali ini. Kesan Saya, ini ilmu yang luar biasa, acara ini memang sejalan dengan program dari LDII, mengenai bagaimana menyiapkan penerus yang memiliki kriteria unggul khususnya kemandirian, itu salah satu yang paling utama. Jadi, tadi juga telah disampaikan oleh pembicara bahwa manusia yang mampu beradaptasi adalah mereka yang memiliki ketrampilan,” ujarnya
Diyah Falida dari PW Aisyiyah Jawa Tengah mengaku acara ini sangat bagus ini untuk wanita atau ibu-ibu muda untuk menyiapkan putra putrinya kelak.
"Materinya ini sangat bagus, sukses terus buat LDII, ini materinya tadi langsung saya kirim ke anak saya yang hamil bisa untuk dijadikan acuan," ujar Diyah.
Diyah berpesan pada generasi muda khususnya wanita muslim Jawa Tengah untuk meningkatkan ilmu dan ketakwaan untuk mendidik anak-anak generasi kita untuk menyiapkan generasi muda kita untuk Indonesia lebih maju.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh peserta dari LDII, tetapi juga diikuti oleh beberapa tamu undangan dari perwakilan MUI, PW Aisyah Jawa Tengah, DPD Walubi Jawa Tengah, DPD Mataqin Jawa Tengah.
Riyanti, salah satu peserta webinar mengatakan sangat senang sekali bisa mengikuti kegiatan webinar ini. Ia mengungkapkan bahwa materi yang diberikan sangat bermanfaat terutama bagi kalangan ibu-ibu.
“Saya sangat senang, karena materi yang diberikan sangat bermanfaat bagi ibu-ibu, terutama yang sedang hamil,” ujar Riyanti.
Diikuti Hingga Bontang
Webinar ini telah dihadiri lebih dari ratusan peserta baik yang di studio utama hingga 34 stuido mini se Jawa tengah hingga nasional. (Berliana Ikhsani Putri/Indra Kusuma Wardani)