Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Apa Itu HLHS? Penyakit Bawaan Pada Bayi, Orangtua Perlu Perhatikan 7 Faktor Ini

Apa Itu HLHS? Penyakit Bawaan Pada Bayi, Orangtua Perlu Perhatikan 7 Faktor Ini

Penulis: non | Editor: galih permadi
YOUTUBE
Apa Itu HLHS? Penyakit Bawaan Pada Bayi, Orangtua Perlu Perhatikan 7 Faktor Ini 

Apa Itu HLHS? Penyakit Bawaan Pada Bayi, Orangtua Perlu Perhatikan 7 Faktor Ini

TRIBUNJATENG.COM - Apa itu HLHS? Penyakit bawaan pada bayi, berikut tujuh faktor yang dapat memengaruhi adanya penyakit jantung bawaan pada bayi agar diperhatikan orangtua.

Apa Itu HLHS?

HLHS adalah singkatan dari hypoplastic left heart syndrome atau sindrom hipoplasia jantung kiri.

Penyakit ini adalah kondisi jantung bawaan yang terjadi ketika sisi kiri jantung tidak berkembang secara normal.

HLHS adalah kondisi yang langka dan kompleks yang menghasilkan pasokan tidak memadai darah beroksigen ke tubuh.

Kondisi ini dapat didiagnosis selama kehamilan dengan USG, atau setelah lahir dengan ekokardiogram.

Dalam jantung yang normal, oksigen darah yang kembali dari tubuh ke atrium kanan.

Bermuara ke ventrikel kanan, yang kemudian memompa darah ke paru-paru di mana ia akan oksigen.

Darah beroksigen tersebut dipompa dari paru-paru kembali ke jantung melalui atrium kiri dan dipompa ke tubuh melalui ventrikel kiri

Sedangkan bagi penderita HLHS, ventrikel kiri tidak bisa berfungsi secara normal.

HLHS juga bisa memengaruhi struktur lain jantung.

Seperti katup mitral dan katup aorta abnormal, ukurannya yang kecil atau mungkin tidak terbuka sama sekali.

Gejala HLHS dapat dapat terlihat tak lama setelah lahir.

Bayi baru lahir dengan HLHS mungkin memiliki murmur jantung, kulit abu-abu biru, dan tekanan darah rendah.

Dilansir dari laman RS Annisa, pemeriksaan jantung janin bisa dilakukan sejak usia kehamilan 5 minggu.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan rutin menggunakan ultrasonografi (USG).

Saat usia kehamilan sudah memasuki 18-22 minggu, dapat dilakukan pemeriksaan struktur anatomi jantung lebih mendalam melalui ekokardiografi janin.

Meski terkadang tes ini tidak dapat mendeteksi adanya kelainan jantung tertentu.

Pemeriksaan ini biasa disarankan jika terdapat keluarga dengan riwayat kesehatan serupa.

Saat bayi lahir, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan dan jika ditemukan gejala seperti kulit yang membiru (sianosis).

Atau gejala lainnya yang mungkin muncul setelah pasien mencapai umur remaja atau dewasa.

Setelah itu nantinya dokter akan menyarankan serangkaian pemeriksaan mendalam.

Penyebab Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan terjadi karena adanya gangguan pada proses pembentukan dan perkembangan jantung saat janin berada di dalam kandungan.

Hingga saat ini, belum ada yang dapat memastikan apa penyebab utama gangguan pembentukan jantung.

Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, di antaranya:

1. Genetika, yang diturunkan baik dari salah satu atau kedua orang tua, atau anggota keluarga lainnya.

Penyakit jantung bawaan juga dapat dialami pada anak yang lahir dengan sindrom Down, sindrom Turner, dan sindrom Noonan.

2. Diabetes.

Sebanyak 3-6 persen wanita yang menderita diabetes tipe 1 dan 2 berpotensi melahirkan bayi dengan kelainan jantung.

Khususnya pada bagian arteri. Hal ini terjadi dikarenakan tingginya kadar insulin dalam darah yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.

3. Alkohol.

Wanita hamil yang mengonsumsi minuman alkohol berlebih berpotensi melahirkan bayi dengan kelainan struktur arteri atau ventriklel jantung.

Selain itu, paparan alkohol yang terdapat pada kosmetik seperti cat dan pembersih kuku, atau pada lem serta produk lainnya, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.

4. Flu.

Meskipun penjelasannya secara medis belum dipastikan, terdapat beberapa kasus dimana wanita hamil yang mengalami flu pada trimester pertama, dua kali lebih berisiko melahirkan bayi dengan kelainan jantung.

Dalam hal ini, vaksinasi flu sangat disarankan.

5. Infeksi rubella atau campak Jerman.

Infeksi virus ini berisiko membahayakan pertumbuhan janin jika dialami oleh wanita yang hamil pada 8-10 minggu pertama kehamilan, termasuk organ jantung.

6. Merokok.

Enam puluh persen kasus bayi dengan penyakit jantung bawaan dipicu oleh kandungan rokok yang dapat mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan.

7. Obat-obatan.

Obat antikejang, obat anti jerawat, dan ibuprofen yang dikonsumsi tanpa petujuk dokter dapat membahayakan pertumbuhan janin, khususnya pada trimester pertama kehamilan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved