Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Unissula Gelar Halaqoh Kebangsaan Undang Mayjen TNI Purn. Dr Arief Rachman, Ini yang Didiskusikan

Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) gelar halaqoh kebangsaan di Unissula.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
Dok. Humas Unissula
Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) menyelenggarakan halaqoh kebangsaan yang dilaksanakan di Lantai 10 Gedung Kuliah Bersama (GKB) Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Kaligawe Kota Semarang pada Jumat (30/12/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) menyelenggarakan halaqoh kebangsaan yang dilanksanakan di Lantai 10 Gedung Kuliah Bersama (GKB) Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Kaligawe Kota Semarang pada Jumat (30/12/2022).

Hadir sebagai pembicara KH Abdul Qayyum Mansur atau Gus Qayyum selaku Pengasuh Pesantren An Nur Lasem Kabupaten Rembang dan Mayjen TNI (Purn) Dr. Arief Rachman, S.T., M.M., M.B.A.

Gus Qayyum dalam hal ini menekankan bahwa setiap negara membutuhkan agama dan karakter bangsa memiliki tanggung jawab atas perilakunya.

Bila sebuah bangsa tidak ada tanggung jawab atas perilakunya maka karakter bangsa akan memiliki karakter binatang.

"Karena negara yang tidak memiliki agama mereka tidak akan percaya akan adanya pembalasan atas perbuatan-perbuatannya,” jelasnya.

Gus Qayyum menyatakan dalam konsep cinta tanah air juga membutuhkan agama.

Cinta tanah air bisa berupa kerinduan, kepedulian dengan tanah air,.

Menurutnya cinta tanah air bisa diwujudkan dengan berlaku tidak rasis, tidak fanatik terhadap salah satu suku bangsa, dan memiliki kontribusi terhadap negara.

“Cinta tanah air adalah menafkahkan dirinya sendiri untuk kontribusi terhadap bangsa dan negara dengan apa yang dimilikinya. Bisa harta, pemikiran, bahkan do’a,” jelas Gus Qayyum.

Menurutnya menjaga kekayaan negara beserta teritorialnya dengan tidak memperkaya diri.

Mencegah separatisme membela tanpa senjata untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Misalkan hak-hak rakyat ada yang tidak terpenuhi, tetap tidak boleh angkat senjata.

Melawan dengan jalan hukum, boleh. Namun melawan dengan senjata tidak boleh.

"Jika tidak mampu melawan, maka ikuti saja karena mengikuti tidak berarti mendukung,” tambah Gus Qayyum.

Selanjutnya adalah berkorban untuk negara, menjaga supremasi hukum atau diharamkannya praktik-praktik gratifikasi.

Menjaga solidaritas suku bangsa tanpa melanggar agama, kesadaran bangsa dan bernegara akan bahaya budaya hutang.

Terakhir adalah menjaga negara dari ideologi-ideologi ekstrimis.

Mayjen TNI (Purn) Dr. Arief Rachman, melanjutkan bahwa saat ini masyarakat terutama umat Islam harus mawas diri terhadap keadaan-keadaan akhir zaman.

“Maka dalam kondisi akhir zaman ini, dalam berbangsa dan bernegara kita harus mengedepankan kelembutan dan kesabaran yang diikuti dengan keyakinan bahwa skenario alam ini Allah yang punya,” jelasnya.

Mayjen TNI (Purn) Dr. Arief Rachman melanjutkan ada beberapa hal untuk menjaga kejahilan akhir zaman, yaitu menjaga kalimat Laa ilaaha illallaah, menunaikan sholat dengan khusu’, menjaga istigfar, dan saling mengingatkan dalam hal kebaikan.

Rektor Unissula Prof. Dr. Gunarto, S.H., M.H., menanggapi bahwa dalam bernegara perlu adanya integrasi ilmu agama dan sains, serta kelembutan hati.

“Mengintegrasikan ilmu agama dan sains, serta kelembutan hati maka akan mendatangkan rahmat Allah. Karena jika hanya sains saja itu akan melahirkan Tuhan-Tuhan baru. Maka perlu adanya agama,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved