Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

Kisah Ningsih di Sayung Demak Anaknya Stunting Rumahnya Hampir Tenggelam Karena Air Rob

Sri Ningsih (39)  digelayuti anak ketiganya bernama Lutfi Yahya (3) saat duduk santai di depan rumah panggung mereka di Desa Timbulsloko.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Sri Ningsih (39) saat duduk santai di depan rumahnya yang direndam banjir rob. Anak ketiganya Lutfi Yahya (3) alami stunting akibat hidup di tengah kondisi rob,  di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jumat (30/12/2022). 

Kendati anaknya masuk kategori stunting, pemberian bantuan gizi dari pemerintah hanya diterimanya selama dua bulan. Itupun hanya berupa susu kotak ukuran sekira 115 mililiter sebanyak 10 biji, biskuit dan makanan tambahan lainnya.

"Bantuan hanya dua bulan, habis itu berhenti sampai sekarang," katanya.

Ia mengatakan, sebenarnya anaknya menyukai makanan olahan telur namun tidak bisa dipenuhinya setiap hari.

Seringkali anaknya yang stunting diberi asupan gizi seadanya seperti yang dimakan oleh orangtuanya yaitu tempe, tahu dan kerang hasil tangkapan suaminya.

"Saat ada uang lebih saya dibelikan susu tapi sebatas susu sachet di warung," ujarnya.

Ia harap anaknya yang stunting mendapatkan bantuan untuk penambahan gizi.

"Ya supaya gizinya ada perbaikan, tidak kurus gini," bebernya. 

Perempuan Timbulsloko, Yulianti (22) mengatakan, anaknya Beliatunnissa (3)  alami stunting sejak umur dua tahun. 

Menurutnya, rob berpengaruh terhadap kondisi anaknya yang alami stunting. Selain itu berdampak pula kepada anaknya yang rentan sakit seperti sering demam, batuk, pilek. 

"Sakit karena ya kondisi kampung seperti ini, rob dan angin laut cukup kencang," terangnya.

Dalam pemenuhan gizi anaknya, ia merasa kesulitan sebab di kampungnya sudah berubah jadi lautan. 

Sekarang untuk mencari sayur saja susah sebab harus membeli di satu-satunya pedagang di kampung itu. 

"Dulu zaman saya depan rumah bisa ditanami sayur karena kampung sini dulu sawah. Sekarang serba susah, jadi menu makanan diikutkan yang dimakan orangtua, menunya sama tidak ada menu tambahan," paparnya.

Ketua Forum Dukuh Timbulsloko, Ashar mengatakan, kampungnya kini dihuni oleh 132 kepala keluarga (KK) dengan jumlah lebih dari 300 jiwa.

"Di kampung ini didominasi anak-anak, kasihan mereka hidup di tengah rob tanpa akses kesehatan dan gizi yang baik," jelasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved