Tepis Isu Gabung PPP, Sandiaga Uno Patikan Tetap di Gerindra

saya akan terkoordinasi dengan partai di mana saya bernaung, partai yang membesarkan saya

Editor: Vito
dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Menparekraf Sandiaga Uno saat memimpin rapat virtual bersama seluruh Kepala Dinas Pariwisata dari 34 provinsi di Indonesia, Sabtu (26/12/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menegaskan jika dirinya masih menjadi kader Partai Gerindra.

Hal itu sekaligus menepis isu yang menyebut dirinya telah bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sebagai kader Gerindra, Sandiaga mengatakan, dirinya akan berkoordinasi dengan partai terhadap segala langkah yang diambilnya.

Ia mengaku, Gerindra merupakan partai yang membesarkannya, dan Ketua Umum Prabowo Subianto yang mengajaknya masuk ke dunia politik.

"Sebagai kader Partai Gerindra, saya sampaikan bahwa semua langkah saya akan terkoordinasi dengan partai di mana saya bernaung, partai yang membesarkan saya, dan tentunya saya bergabung di politik ini juga atas undangan dari Bapak Prabowo Subianto," katanya, dalam sebuah video yang diunggah di Instagram pribadinya, Rabu (4/1).

Karenanya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu menegaskan bahwa dirinya tegak lurus dan patuh terhadap keputusan Prabowo Subianto.

"Jadi kami akan tegak lurus kepada Pak Prabowo. Ini adalah pimpinan tertinggi, dan saya dalam Partai Gerindra memang mematuhi dan akan memaknai segala arahan yang diberikan beliau, dan tegak lurus dengan keputusan beliau," ucapnya.

Sandiaga meyakini jika segala keputusan yang diambil Prabowo Subianto demi kebaikan partai dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Karena saya yakin keputusan beliau adalah yang terbaik buat bukan hanya partai Gerindra, tapi juga buat NKRI," ujarnya.

Adapun, Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad memberikan instruksi harian kepada seluruh kader partainya.

Awalnya, Ia menyebut, Gerindra memiliki doktrin dengan istilah 'perkalian nol', yakni sistem penilaian kualitas kader yang menomorsatukan loyalitas atau kesetiaan pada perjuangan partai.

"Tanpa adanya kesetiaan, semua kelebihan seorang kader akan dikalikan dengan nol, alias tidak ada nilainya sama sekali," katanya, dalam keterangannya, Rabu (4/1).

Dasco mencotohkan, ketika seorang kader cerdas, berani, tangkas, populer, dan militan, maka masing-masing diberi nilai 20. "Jika dijumlahkan secara keseluruhan kader tersebut akan mendapat nilai 100," tuturnya.

Wakil Ketua DPR RI itu menyatakan, ada satu hal penting yang menjadi penilaian kunci terhadap seluruh kader, yakni loyalitas. Ia menegaskan, loyalitas tidak bisa dibandingkan satu demi satu dengan variabel-variabel lain.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved