Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fenomena Pilitisi Pindah Partai, Pakde Karwo Kembali ke Golkar

Mantan Gubernur Jatim Soekarwo atau akrab disapa Pakde Karwo dikabarkan meninggalkan Partai Demokrat dan berlabuh ke Partai Golkar.

Editor: Vito
Wikipedia
Logo Partai Golkar 

TRIBUN, JAKARTA - Memasuki tahun politik menjelang Pemilu 2024, fenomena politisi pindah partai semakin ramai menjadi sorotan publik.

Hal itu antara lain karena selama ini politisi tersebut sudah akrab dengan partai sebelumnya. Bahkan, sejumlah kalangan sudah mencap politisi itu sebagai tokoh sentral dan berpengaruh di partai.

Terbaru, kabar dari Mantan Gubernur Jatim Soekarwo atau akrab disapa Pakde Karwo. Ia dikabarkan meninggalkan Partai Demokrat dan berlabuh ke Partai Golkar sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar.

Kabar perindahan Pakde Karwo itupun diamini Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono. Anggota DPR itu mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatnya, Soekarno akan menjabat sebagai satu Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.

"Beliau saat ini ditugaskan masuk di dewan pakar. Informasi terkahir dia akan menjabat sebagai salah satu Wakil Ketua Dewan Pakar," katanya, saat dikonfirmasi, beberapa waktu lalu.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif KOSGORO 1957 itu menyebut, pihaknya menyambut baik atas bergabungnya Soekarwo. "Ini adalah satu keputusan yang baik, dan kita menyambut," ujarnya.

Dave menuturkan, pengalaman dan pengetahuan Soekarwo akan bermanfaat bagi Partai Golkar untuk kemenangan partai berlambang pohon beringin itu dan Ketua Umum Airlangga Hartarto di pemilu 2024.

"Semangat beliau, pengetahuan, dan juga pengalaman beliau tentu akan bermanfaat untuk kemenangan Partai Golkar, dan menuju kemenangan Pak Airlangga Hartarto, dan juga dalam pengabdian Partai Golkar pada bangsa dan negara," ucapnya.

Selain itu, Dave menuturkan, Soekarwo bukan asing lagi bagi Partai Golkar. Sebab, sebelumnya pernah menjadi Sekretaris Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Jatim. "Pernah menjabat juga sebagai Sekretaris AMPI Jawa Timur," jelasnya.

Partai Demokrat pun buka suara soal kabar yang menyebut eks Gubernur Jatim sekaligus kader senior Demokrat Soekarwo, hengkang dan memilih kembali ke Partai Golkar.

Herman Khaeron, Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat, menyatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima surat pengunduran diri dari Pakde Karwo.

"Pakde Karwo memang sudah tidak aktif di PD sejak pemilu 2019 karena menjadi komisaris di BUMN. Jika saat ini bergabung di partai lain saya tidak tahu, karena tidak ada surat pengunduran dirinya," tuturnya.

Soal kabar hengkangnya Pakde Karwo, Herman mengaku belum tahu banyak informasi tersebut. Ia menilai, bisa jadi Pakde Karwo hengkang lantaran dinamika di DPD Demokrat Jatim. "Atau boleh jadi karena Bayu, menantunya, kalah kontestasi pada waktu Musda Jawa Timur oleh Emil Dardak," tukasnya.

Namun, Herman menegaskan, dirinya tetap berkomunikasi dengan Pakde Karwo sampai saat ini secara baik-baik. "Komunikasi personal baik-baik saja, dan saya tidak tahu saat ini masih di komisaris BUMN atau tidak. Kalau di komisaris BUMN kan tidak boleh berpartai," bebernya.

Selain Pakde Karwo, kabar politisi pindah partai juga menghampiri politikus muda Rian Ernest. "Saat ini saya sedang mengambil jarak sejenak, untuk berpikir menata langkah ke depan, sambil menghabiskan waktu bersama istri dan kedua anak kami," ucap mantan Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat PSI itu.

Rian mengungkapkan, sejak mundur dari PSI, berbagai partai politik menghubungi dirinya untuk bertukar pikiran. "Saya sangat mengapresiasi berbagai dukungan serta nasehat dari para senior saya dari berbagai partai politik. Dalam waktu dekat, saya akan sampaikan langkah politik saya berikutnya," ujarnya.

Sebelumnya, Rian Ernest sempat disebut-sebut bakal pindah ke Partai Perindo setelah keluar dari PSI. Namun, Koordinator Juru Bicara Partai Perindo, Heri Budianto meminta agar semua pihak menunggu pengumuman resmi dari partainya mengenai hal itu. "Tunggu informasi dan pengumuman resmi. Saat ini belum ada pengumuman resmi soal itu," tukasnya.

Sebelumnya, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi juga sempat menjadi perbincangan di perpolitikan Tanah Air. Pasalnya, mantan Gubernur NTB itu tercatat sudah empat kali pindah partai.

Awalnya, Gubernur NTB dua periode itu berkarir dengan bergabung dengan Partai Bulan Bintang (PBB). Lalu, dia pindah ke Partai Demokrat sampai 2018. Selepas dari Demokrat, TGB bergabung dengan Partai Golkar, hingga kini dirinya memuskan untuk bergabung dengan Perindo.

Sebelumnya, Politisi Ruhut Sitompul juga tercatat berpindah partai. Mengawali karir politik di Partai Goklar, Ruhut pun berpindah ke Partai Demokrat. Namun, pada Agustus 2019, ia resmi mundur dari Demokrat dan pindah partai ke PDI Perjuangan.

Aktor peran Krisna Mukti juga tercatat pindah partai politik. Pada pemilu legislatif 2014, Krisna Mukti terpilih sebagai anggota DPR. Ia maju dari PKB dengan mewakili daerah pemilihan Jabar VII. Namun, pada pileg 2019 lalu, Krisna kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai NasDem. (Tribun Network/ yuda)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved