Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kriminal

Kisah FS Wanita 19 Tahun Menikah Dini Tinggal Bareng Mertua, Dibunuh Karena Enggan Buatkan Kopi

Kisah FS wanita (19) tahun yang memutuskan untuk berhenti sekolah dan menikah di usia dini bisa jadi pelajaran bagi remaja lainnya.

Editor: rival al manaf
(FITRI R)
Mantan Guru FS dan MR, Lalu Safwan (jaket kuning kunyit) mendatangi dusun tempat tinggal korban dan keluarga suaminya, di Dusun Pondok Komak, desa Lantan Lombok Tengah, Kamis (5/1/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, LOMBOK - Kisah FS wanita (19) tahun yang memutuskan untuk berhenti sekolah dan menikah di usia dini bisa jadi pelajaran bagi remaja lainnya.

Keputusannya itu dianggap berpengaruh terhadap nasibnya yang akhirnya tewas dibunuh suaminya, MR (20), ibu mertuanya S (49), dan ipar SA (28).

Peristiwa pembunuhan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu dilatarbelakangi hal sepele, ia tak mau membuatkan kopi untuk suami.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada Selasa (3/1/2023) setelah sang suami pulang dari hutan.

Baca juga: Secangkir Kopi Jadi Motif Pembunuhan Istri Oleh Suami, Mertua, dan Ipar, Sempat Dikira Bunuh diri

Baca juga: Suami Rancang Pembunuhan Istri Pada Tahun Baru, Karena Tak Dihiraukan Saat Minta Kopi

Baca juga: Terungkap Alasan Kepala Sekolah Pukul Kepala 15 Orang Siswinya, 4 Pingsan di Tempat

Ayah kandung pelaku, Ariah (55) menjelaskan, FS dan pelaku MR sama-sama putus sekolah dan menikah dini.

"Ya mereka menikah dini, saya juga tidak setuju sebenarnya, tapi ya karena kenalan lewat handphone, baru kenalan sebentar dia bawa anak gadis orang pulang, ya harus kami nikahkan akhirnya," kata Ariah di Dusun Pondok Komak, Desa Lantan Kecamatan Batu Keliang Utara, Lombok Tengah, Kamis (5/1/2023).

Menurutnya setelah menikah, putranya bekerja mencari pakis di hutan bersama bapaknya.

Pakis itu selanjutnya dijual ke pasar oleh FS.

Uang hasil berjualan pakis tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit.

"Menantu saya itu cerita kalau sudah banyak kumpulkan uang, katanya mau beli motor, agar bisa pulang ke rumah orangtuanya di Lombok Timur, itu rencana FS," ungkap Ariah.

Sehari hari FS memang selalu berada di rumah menunggu suaminya pulang dari hutan.

FS juga tidak suka bergaul keluar rumah.

Lalu Safwan, guru IPS di Madrasah Tsanawiyah Desa Lantan mengungkapkan, korban FS dan pelaku MR adalah mantan siswinya saat masih bersekolah.

Namun, keduanya telah putus sekolah.

Menurut dia, pernikahan dini kedua mantan siswanya tersebut sangat mempengaruhi  peristiwa pembunuhan tersebut terjadi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved