Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tahun Baru Imlek

Menelusuri Sejarah Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, Pernah Jadi Pengungsian Korban Kerusuhan Rasial

Pada saat perayaan Tahun Baru Imlek, warga keturunan Tionghoa di Kota Tegal akan memusatkan kegiatan-kegiatan di Kelenteng Tek Hay Kiong. 

TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Kelenteng Tek Hay Kiong yang beralamat di Jalan Gurami Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jumat (6/1/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Kelenteng Tek Hay Kiong menjadi saksi perjalanan sejarah warga keturunan Tionghoa di Kota Tegal.

Usianya kini sudah 2,5 abad atau 262 tahun.

Bangunan tersebut sudah ada sejak 1760.

Kelenteng tersebut beralamat di Kawasan Pecinan atau Jalan Gurami Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. 

Baca juga: Imlek Tahun Ini Jadi Hoki Bagi Feri Tio, Pengrajin Barongsai Asal Semarang Ini Kebanjiran Pesanan

Pada saat perayaan Tahun Baru Imlek, warga keturunan Tionghoa di Kota Tegal akan memusatkan kegiatan-kegiatan di Kelenteng Tek Hay Kiong

Bahkan, mereka yang merantau di luar kota akan menyempatkan pulang kampung untuk berdoa.

Kelenteng tersebut memiliki sejarah panjang dengan warga keturunan Tionghoa di Kota Tegal

Termasuk menjadi saksi sejarah yang memotret interaksi warga keturunan Tionghoa dan masyarakat Kota Tegal

Chen Li Wei Dao Chang atau Pendeta Chen Li Wei mengatakan, Kelenteng Tek Hay Kiong dalam catatan, dibangun oleh kapitan pertama di Tegal bernama Souw Pek Gwan, pada 1760.

Hal itu juga tertulis dalam catatan penelitian Claudine Salmon, seorang sinolog senior berkebangsaan Perancis.

Saat itu namanya masih Kelenteng Cin Jin Bio.

"Dari awal tempatnya di sini."

"Dewa yang dipuja dari awal juga masih sama Kongco Tek Hay Cin Jin atau dikenal dengan nama Kwee Lak Kwa," kata Chen Li Wei kepada Tribunjateng.com, Rabu (4/1/2023).

Potret jadul Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal, diperkirakan pada 1882.
Potret jadul Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal, diperkirakan pada 1882. (DOKUMENTASI KELENTENG TEK HAY KIONG)

Chen Li Wei mengatakan, bangunan kelenteng saat itu belum sebagus sekarang.

Setelah berganti empat kapitan, lalu dilakukan renovasi besar-besaran, pada 1837. 

Saat itu yang memimpin adalah Kapitan Tan Koen Hway.

Dia mendatangkan ahli bangunan dari Tiongkok untuk merenovasi Kelenteng Cin Jin Bio

Termasuk dalam pembangunannya mendapat donasi dari rekannya Mayor Tan Le Gie dari Batavia dan Mayor Tan Keng Lin dari Semarang.

"Tahun itu terjadi renovasi total Kelenteng Cin Jin Bio hingga bentuk yang bisa dilihat sekarang Kelenteng Tek Hay Kiong," ujarnya. 

Baca juga: Cara Warga Desa Mandarin Batang Ramaikan Imlek Bikin Bakpao Bareng Anak-anak

Pusat Segala Kegiatan

Chen Li Wei menjelaskan, Kelenteng Tek Hay Kiong dari masa ke masa selalu menjadi pusat segala kegiatan bagi warga keturunan Tionghoa di Tegal

Tidak hanya berfungsi sebagai tempat peribadatan. 

Termasuk tempat untuk menyalurkan kegiatan sosial dan berinteraksi.

Selain itu sejak dulu warga dan semua organisasi masyarakat Tionghoa selalu dipusatkan dan terkoordinir di kelenteng. 

"Di Tegal, kelenteng juga hanya ada satu."

"Jadi ini sebagai pusat kegiatan etnis Tionghoa," ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (6/1/2023). 

Chen Li Wei mengatakan, Kelenteng Tek Hay Kiong bahkan dulu pernah menjadi tempat pengungsian korban kerusuhan rasial, pada tahun 1950-an. 

Baca juga: Promo Hotel di Semarang Jelang Imlek, Golden City Hotel Tawarkan Paket Dinner

Saat itu keturunan Tionghoa yang mengungsi adalah warga dari daerah selatan Tegal, seperti dari Margasari Kabupaten Tegal dan Bumiayu Kabupaten Brebes. 

Mereka kemudian dibuatkan kamp pengungsian yang saat ini menjadi gedung Sekolah THHK. 

"Tapi dulu kelenteng sempat sepi setelah peristiwa G30S PKI, banyak yang takut."

"Beberapa tahun kemudian lalu ramai dan hidup kembali," jelasnya. 

Sementara saat terjadi kerusuhan Mei 1998, menurut Chen Li Wei, Tegal menjadi daerah yang cukup aman bagi masyarakat keturunan Tionghoa

Saat itu kelenteng tetap buka seperti biasa.

Dia ingat betul, ada satu dua orang oknum yang mencoba menghasut dan memprovokasi warga Kota Tegal

Tetapi untungnya masyarakat tidak terprovokasi. 

"Kami bersyukur masyarakat Kota Tegal tidak terprovokasi adanya kerusuhan Mei 1998."

"Karena kami dalam kehidupan sehari-hari juga selalu berinteraksi dengan etnis lainnya," ungkapnya. 

Chen Li Wei Dao Chang menunjukkan artefak tentang cerita gambar yang sudah berusia ratusan tahun di Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal, Rabu (4/1/2023).
Chen Li Wei Dao Chang menunjukkan artefak tentang cerita gambar yang sudah berusia ratusan tahun di Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal, Rabu (4/1/2023). (TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD)

Artefak Berusia Ratusan Tahun

Chen Li Wei mengatakan, Kelenteng Tek Hay Kiong belum mengalami perubahan lagi setelah renovasi terakhirnya, pada 1837.

Artefak berusia di atas 100 tahun juga masih tersimpan dan terawat rapi di dalam kelenteng. 

Antara lain seperti prasasti pendirian Kelenteng Tek Hay Kiong setelah renovasi oleh Kapitan Tan Koen Hway.

Kemudian ada syair pujian untuk dewa dan gambar bercerita di dinding.

"Gambar bercerita di dinding itu juga sudah ratusan tahun."

"Ada kisah perjalanan ke barat Sun Go Kong hingga kisah 24 anak berbakti," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (6/1/2023). 

Chen Li Wei mengatakan, Kelenteng Tek Hay Kiong saat ini dikelola oleh Yayasan Tri Darma Tegal

Keberadaan yayasan tersebut untuk melindungi aset semua organisasi masyarakat Tionghoa yang pernah ada di Tegal

"Sebagai catatan nama Tri Darma bukan nama yang artinya tiga ajaran." 

"Tapi kami memaknainya, darma kepada Tuhan yang Maha Esa, darma kepada nusa dan bangsa, dan darma kepada masyarakat," jelasnya. (*)

Baca juga: Ketekunan Adi Selama 6 Tahun Berbuah Manis, Petani Muda Asal Semarang Sukses Budidaya Mamey Sapote

Baca juga: Tiga Pompa Dioptimalkan, BPBD Kudus: Mudah-mudahan Bisa Kurangi Ketinggian Air di Kecamatan Jati

Baca juga: Besok Sabtu Bupati Karanganyar Ngunduh Mantu, Ini Rekayasa Lalu Lintas Sekitar Gedung Kebudayaan

Baca juga: Seribu Pelaku UMKM Kabupaten Semarang Dapat Tambahan Modal, Rp 1 Juta Tiap Penerima

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved