Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Kudus

SMK Assa'idiyyah 2 Kudus Kelola Dapur Umum Posko GKMI Kudus, Masak Sejak Subuh Hingga Malam

Bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kudus Jawa Tengah telah memunculkan inisiatif para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Assa’idiyyah 2

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
Rezanda Akbar D
Kegiatan siswa kelas 12 jurusan Tata Boga SMK Assa'idiyyah 2 Kudus, tengah memasak untuk pengungsi korban banjir/Rezanda Akbar D. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kudus Jawa Tengah telah memunculkan inisiatif para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Assa’idiyyah 2 Kudus.

SMK berbasis pesantren itu memberikan kontribusi mengelola dapur umum di salah satu tempat pengungsi korban banjir, yakni Gereja Kristen Muria Indonrsia (GKMI) di Desa Tanjungkarang Kecamatan Jati Kudus.

Mereka, melakukan implementasi pembelajaran dalam bentuk penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila secara nyata melalui kejadian bencana banjir ini. 

Ada beberapa nilai yang kuat tercermin dalam proyek sekolah ini, diantaranya membangun karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, bernalar kritis serta bergotong royong. 

Setidaknya tiga dari enam kompetensi atau dimensi kunci perwujudan Profil Pelajar Pancasila tersebut telah berhasil dikembangkan. 

Tentunya pembelajaran yang memiliki profil beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak serta mau bergotong royong, akan selalu bersedia membantu, bekerjasama dan bermanfaat sosial bagi siapa pun. Tanpa memandang ras, suku, agama, golongan atau pangkat tertentu. 

Sebagai sekolah pesantren, siswa dan komunitas sekolah Islam ini mampu bergerak sukarela untuk memasak di gereja. Bergotong royong membuat dapur umum dengan kalangan gereja di GKMI Tanjung Karang Kudus. 

Salah seorang siswa kelas 12 jurusan Tata Boga SMK Assa’idiyyah 2 Kudus, Fatimatuszahra mengatakan, begitu mengetahui banyak pengungsi korban banjir, ia bersama rekan- rekannya berinisiatif mengelola dapur umum.

“Pengalaman ini memberikan tantangan dan tidak mudah. Meski lelah, namun usaha yang telah kami lakukan ternyata memberikan perasaan bangga dan haru karena bisa menolong masyarakat lain yang sangat membutuhkan," ujar Fatima panggilan akrabnya.

Fatima menambahkan bahwa dirinya bersama temannya melakukan persiapan memasak sejak subuh hingga malam hari.

"Sekali masak empat jam, kami menyediakan nasinya 170 porsi selama tiga kali," urainya.

Sebanyak 25 siswa jurusan Tata Boga salah satu SMK binaan Djarum Foundation itu terlihat sigap dalam mengolah masakan Indonesia dengan gizi yang baik untuk makan pagi, siang, dan malam, bagi warga korban banjir.

Para siswa SMK Assai’diyyah 2 Kudus ini mampu memproduksi sebanyak 510 paket makan setiap harinya. 

Dalam melakukannya, siswa berinteraksi secara langsung dengan sukarelawan lain, pengelola area pengungsian di GKMI Tanjung Karang Kudus, serta para korban banjir.

Pelajaran berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan secara nyata untuk mengatasi permasalah di masyarakat termasuk bencana banjir yang melanda Kudus. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved