PPP: Sandiaga Kebelet Nyapres
Sandiaga Uno yang selama ini sangat agresif mendekati PPP agar bisa mendapatkan tiket sebagai capres maupun cawapres pada pemilu 2024.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Langkah Sandiaga Salahudin Uno terus menjadi perbincangan, menyusul isu yang menyebut dirinya telah berpindah partai dari Partai Gerindra ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Hal itu terkait dengan pernyataan kesiapannya ditunjuk menjadi calon presiden (capres) 2024.
Meski demikian, Ketua Mahkamah PPP, Ade Irfan Pulungan menegaskan bahwa hingga saat ini Sandiaga Uno belum dan bukan kader PPP.
Ia bahkan menyebut Sandiaga Uno yang selama ini sangat agresif mendekati PPP agar bisa mendapatkan tiket sebagai capres maupun sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada pemilu 2024.
"Sandiaga-lah yang kebelet dan bernafsu mendekati PPP. Saat ini PPP memberi kesempatan dan perlakuan yang sama kepada semua bakal capres dan cawapres seperti kepada Ganjar Pranowo, Erick Tohir, Prabowo Subianto dan lainnya," katanya, dalam pesan yang diterima Tribunnews, Senin (9/1).
Pada peringatan 50 tahun Harlah PPP, 5 Januari 2023 lalu, Plt Ketum PPP Mardiono, menurut Ade, hanya memperkenalkan empat nama pengurus DPP PPP yang baru, dan tidak ada nama Sandiaga Uno di dalamnya.
Dia menambahkan, Sandiaga Uno hingga saat ini masih sebagai kader dan menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
"Sandiaga tentunya masih terikat dengan ketentuan aturan Ad/Art di Partai Gerindra, dan sama sekali belum ada hubungan dengan keanggotaan di PPP," jelasnya.
Namun, Ade menghormati langkah Sandiaga Uno yang sangat aktif mendekati PPP, sehingga terlihat di berbagai kegiatan PPP di berbagai daerah.
Hal itu dinilai menunjukkan bahwa PPP mempunyai daya tarik kuat yang bisa membuat banyak tokoh untuk mendekat.
"PPP adalah partai warisan para ulama dan terbuka, yang siap berkomunikasi dengan semua tokoh bangsa untuk bersama-sama membangun negeri ini dan menyejahterakan rakyat," tandasnya.
Adapun, Sandiaga Uno kembali menegaskan dirinya masih sebagai kader partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu. Hal itu diungkapkan menanggapi kabar soal dirinya yang akan bergabung dengan PPP.
"Saya sendiri sampai saat ini masih kader Gerindra, dan saya patuh dan tegak lurus terhadap apa yang nanti menjadi arahan Pak Prabowo," ujar Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu, di Kompleks Kepresidenan, Senin (2/1).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu juga mengungkapkan bahwa hubungannya dengan Partai Gerindra saat ini sangat baik.
Terkait dengan pernyataan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang menyinggung kabar kepindahannya ke PPP, Sandiaga menyatakan bahwa komentar rekannya itu sebagai penilaian, karena beberapa kali dirinya diundang untuk menghadiri acara PPP.
"Kebetulan kami juga kami sangat dekat bermitra, tapi sampai saat ini saya masih menjadi anggota Gerindra, kader," tegasnya.
"Saya berharap ini tentunya salah satu menjadi pelajaran politik kita bahwa fatsun politik kita harus genggam erat, saya diundang masuk ke Gerindra, saya bergabung, besar, dan bernaung di bahwa pimpinan Pak Prabowo, dan arahan beliaulah yang akan menjadi panduan," tandas Sandiaga.
Sindiran Prabowo
Adapun, dalam peresmian Kantor dan Badan Pemenangan Presiden Gerindra di Jakarta, pada Sabtu (7/1) lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga menyindir kader partai yang ingin meninggalkan partai.
Ia pun mempersilakan kadernya untuk pindah partai jika dirasa tidak cocok dengan dirinya. “Kalau mau pisah, pisah yang baik. Silakan,” ucapnya.
Prabowo juga menyebut perpindahan partai tidak menjadi masalah selama dilakukan dalam proses yang baik. Prabowo pun menceritakan bahwa ia juga pernah pindah dari Partai Golkar, namun dengan melewati proses izin terlebih dahulu kepada ketua umum partai.
"Kalau nggak cocok sama Prabowo, ya udah nggak apa-apa, cari partai lain, pindah partai boleh lho. Pindah partai aku juga dulu kan di Golkar, pindah dengan baik, tapi saya menghadap ketua umum waktu itu. Saya pamit, aku bikin surat pengunduran diri," jelasnya.
Adapun, dalam kegiatan itu, Sandiaga Uno tak tampak hadir di lokasi. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyatakan, semestinya semua kader Partai Gerindra menghadiri acara ini, meskipun tidak mendapatkan undangan.
"Mestinya, mereka yang merasa masih kader tanpa ada undangan harusnya datang, kudunya mah gitu, sampai gini hari anggota DPR pun yang di dapil semua pada datang," tuturnya, dikutip dari Kompas.com.
Ia menduga, Sandiaga memiliki acara yang lebih penting, sehingga tidak menghadiri acara yang digelar partainya sendiri. "Kalau ada yang tidak datang mungkin saja ada kegiatan yang lebih penting dari itu barangkali, atau ada undangan dari partai lain mungkin," tukasnya.
Muzani juga menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada proses yang diajukan Mahkamah Partai terkait dengan status keanggotaan Sandiaga di Partai Gerindra.
Ia pun mengingatkan bahwa semua kader Gerindra harus loyal pada partai dengan mendukung Prabowo sebagai calon presiden yang diusung oleh Gerindra.
"Kalau ada calon lain yang mengaku-ngaku itu namanya ilegal. Loyalitas itu sami'na watho'na, berdiri di belakang calon yang kita dukung," tandasnya. (Tribunnews/Reza Deni)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.