Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Keluh Perajin Tempe di Semarang Tak Dapat Subsidi, Beli Kedelai Rp 13.200 Per Kilogram

Harga kedelai impor sebagai bahan baku pembuatan tempe ataupun tahu yang masih tinggi sampai saat ini membuat pengrajin kalang kabut.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Perajin tempe di Lamper Tengah Semarang tampak menunjukkan tempe di tempat produksinya, kemarin. Ketebalan tempe berkurang hingga 50 persen sebagai siasat tingginya harga kedelai saat ini. 


"Akhir tahun kemarin malah sampai Rp Rp 15.000 per kilogram. Sekarang turun jadi Rp 13.200 per kilogram, tapi masih tinggi," sebutnya.


Tingginya harga ini juga membuat produksi tempe di tempatnya menurun. Yakni dari 60 kilogram per hari menjadi sekitar 55 kilogram per hari.


Hadi lebih lanjut mengaku bahwa dirinya tak mendapatkan subsidi harga kedelai.


Menurutnya, tak diperolehnya subsidi selisih harga ini karena toko langganannya enggan mengajukan sebab rumitnya persyaratan administrasi.


Akhirnya, dia dan sejumlah pengrajin lain yang berlangganan pun mau tak mau membeli dengan harga normal.


"Jadi ada yang dapat subsidi, ada yang tidak.


Kalau toko langganan saya tidak melayani pengajuan (subsidi), karena persyaratannya susah. Kalau mau cari langganan ke toko lain yang ada layanan subsidinya ya tidak bisa, karena langganannya sudah di situ," ungkapnya.


Sementara itu, Hadi berharap penyaluran subsidi berupa selisih harga kedelai ini dapat merata ke seluruh pengrajin tempe dan tahu.


Sebab, tingginya harga kedelai sendiri telah dirasa sangat memberatkan para pengrajin.


"Harapannya subsidi merata, bisa langsung ke tiap pengrajin.


Pengrajin kan juga sudah punya surat (izin) usaha UMKM itu," imbuhnya. (idy)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved