Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Curhat Pedagang Pasar Barito Semarang Resah, Ormas Seragam Oranye Patok Tarif Parkir Tak Wajar

Curhat seorang pedagang di Pasar Barito Penggaron, Semarang tentang adanya ormas berseragam oranye yang meresahkan viral di media sosial.

Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
Instagram/ndorobei.official
Curhat Pedagang Pasar Barito Resah dengan Ormas Seragam Oranye yang Patok Tarif Parkir Tak Wajar 

TRIBUNJATENG.COM - Curhat seorang pedagang di Pasar Barito Penggaron, Semarang tentang adanya ormas berseragam oranye yang meresahkan viral di media sosial.

Curhat itu disampaikan oleh salah satu pedagang Pasar Barito melalui pesan Instagram di akun @ndorobei.official.

Pedagang yang tak mau menyebut namanya itu merasa tak nyaman dengan keberadaan Ormas berseragam oranye karena dianggap meresahkan.

Pasalnya, anggota ormas itu mematok tarif parkir dengan harga tak wajar.

Baca juga: PSIS Semarang Kumpulkan Pemain Timnas, Setelah Luthfi Kamal Mahesa Jenar Datangkan Bayu Fiqri

Bahkan pengunjung atau pedagang bisa dimintai uang parkir 2 kali, yaitu di luar dan di dalam.

"Dipasar itu ormas PP alias tentara jeruk itu snagat meresahkan sekali,,mereka mengelola parkir dgn tarif yg sangat tdk msk akal, dan harga tarif parkir yg tdk seragam," tulisnya.

Para anggota ormas ini bisa bergerombol saat meminta tarif parkir.

Sehingga membuat pengunjung dan pedagang takut.

"Saat minta parkir didepan pintu pasar mereka bergerombol banyak sekali kadang sampai 10 orang dgn tampang sangar2"

"Mobil ada yg dimintai 5000 kadang 3 rb. Bahkan elf atau truk yg mask dimintai 25 ribu sd 30 ribu."

Tak berhenti disitu, di dalam pasar juga ada oknum dari ormas yang standby untuk minta uang parkir lagi.

Parahnya, oknum ini tidak memberikan karcis parkir.

Jika ditanya karcis, para oknum akan menjawab jika mesin rusak.

"Parkir juga tidak ada karcisnya, kalo dimintai karcis mereka bilange mesin rusak kalo digerbang. Atau kalo di dalam bilange gak ada karcis karena in peraturan,"

Oknum ormas ini juga sering mengintimidasi pedangan dengan cara suka mabuk-mabukan di depan pasar.

Pedagang itu mengaku jika sudah melapor ke dinas yang menangani pasar sebanyak tiga kali.

Namun setiap selesai lapor, oknum itu hilang beberapa hari lalu kembali lagi.

"Kami sudah lapor ke dinas pasar 3x, tapi mesti kalo habis lapor mereka hilang 2 hari tapi habis itu kembali lagi.

Ada tamu yg lapor nanya karcis parkir malah dibentak-bentak," tulisnya.

Tak lupa pedagang itu juga mengirim bukti tarif parkir senilai Rp 25 yang ditulis di atas kertas.

Pedagang itu dan lainnya merasa resah, jika hal itu terus dibiarkan maka pasar akan sepi.

Namun sampai berita ini ditulis, belum asa keterangan resmi maupun tindakan dari dinas terkait.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved