Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kata Emak-emak Soal Elpiji 3 Kg Cuma Dijual di Penyalur Resmi: Jauh, Pakai KTP, Bayar Lagi

Mayoritas warga menolak kebijakan penjualan elpiji 3 Kg hanya di penyalur resmi karena dianggap mempersulit masyarakat

Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV PRADANA
ILUSTRASI - Sebuah warung penjual gas melon bersubsidi di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Selasa (10/1/2023). 

Agen khawatir dapat melumpuhkan usaha warung kecil

Rencana kebijakan pemerintah itu juga dikhawatirkan dapat melumpuhkan usaha warung-warung kecil.

Seperti yang diutarakan oleh Yuyut (39), pemilik pangkalan elpiji resmi di Suka Bakti, Serua Indah, Ciputat, Tangsel.

Yuyut tidak setuju jika kebijakan itu diberlakukan, lantaran tidak enak hati membuat mati usaha warung kecil.

Sebab selama ini yang menjadi pelanggannya merupakan pemilik warung-warung kecil.

"Enggak enak juga kita, biasa kan warung-warung dagang, kalau gitu kan matiin usaha warung. Lagian sama saja belum tentu untung," ujar Yuyut, Senin.

Selain itu, ia juga mengaku kerepotan jika harus menjual langsung ke konsumen.

Karena, konsumen hanya akan membeli elpiji satu buah, berbeda dengan warung yang langsung membeli dalam jumlah besar.

"Yang paling banyak ngambil ke pangkalan kan warung-warung, minimal 10. Kalau orang nanti beli di pangkalan paling cuma 1," kata dia.

Yuyut pun mengaku bingung menetapkan harga jual elpiji 3 kg nantinya berapa.

Apakah harga jualnya masih sama dengan harga jual saat ini, yaitu Rp 19.000, atau dinaikkan menyesuaikan harga warung Rp 21.000.

"Nanti kalau warung dilarang, saya bingung jualnya berapa. Harus ngikutin harga pemerintah tetep harga pangkalan, apa naik harga warung," jelas Yuyut.

Jika nantinya pembeli juga diwajibkan menunjukkan KTP, hal itu akan semakin membuat ribet penyaluran elpiji bersubsidi tersebut.

Yuyut pasti akan kesulitan menjelaskan kepada satu per satu konsumen yang datang.

"Pasti banyak yang protes agak susah juga. Kurang setuju karena ribet. Jadi susah beli, ribet banget nyatet satu-satu yang beli elpiji. Sudah belinya satu, wajib pakai KTP, ribet," kata Yuyut.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved