KKN Upgris
KKN UPGRIS Bersama Relawan Eco Enzyme Kota Semarang Sosialisasi Kelola Sampah dan Eco Enzyme
Sampah organik seringkali dibuang begitu saja tanpa diolah terlebih dahulu padahal sampah organik dapat diolah menjadi suatu produk yang bermanfaat
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM - Sampah masih menjadi persoalan utama bagi pencemaran lingkungan.
Sampah organik seringkali dibuang begitu saja tanpa diolah terlebih dahulu padahal sampah organik dapat diolah menjadi suatu produk yang sangat bermanfaat.
Demi mengurangi banyaknya sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik di lingkungan masyarakat Kelurahan Pandean Lamper Kota Semarang, mahasiswa Kelompok 5 KKN UPGRIS 2023 menggandeng Penggiat Bank Sampah dan Kelompok Tani Kelurahan Pandean Lamper untuk mengadakan Sosialiasi Pengelolaan Sampah dan Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme.
Eco-Enzyme sendiri merupakan ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa-sisa kulit sayuran dan buah-buahan dengan substrat gula merah atau molase.

Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Pelatihan Pembuatan Eco-Enzym yang diadakan oleh Kelompok 5 KKN UPGRIS 2023 ini berlangsung di Aula PKK Kelurahan Pandean lamper pada tanggal 28 Januari 2023.
Adapun pemateri dalam kegiatan tersebut adalah Dr. Ary Susatyo S.Si., M.Si selaku Ketua Relawan Eco Enzyme Indonesia Kota Semarang.
Kegiatan ini dibuka oleh Ibu Sri Supadmi, S.H selaku sekretaris Lurah Pandean Lamper
Eco-Enzyme dikatakan sebagai cairan serba guna yang memiliki segudang khasiat hanya dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yang seringkali tidak terpakai maupun diolah dengan baik.
Selain itu, Eco-Enzyme memiliki nilai kepraktisan yang sangat tinggi dikarenakan berbagai manfaat yang diperoleh dari Eco-Enzyme.
"Cairan Eco-Enzyme ini mempunyai banyak sekali manfaat misalnya sebagai cairan untuk membersihkan lantai, mencuci pakaian, mencuci buah dan sayur, mengobati luka, menyuburkan tanaman, mencegah hama tanaman, menjaga kualitas udara, perawatan tubuh, dan masih banyak lagi manfaat yang dapat diperoleh dari Eco-Enzyme," tutur Pak Ary selama pemaparan materi berlangsung.

Pembuatan Eco-Enzyme juga tergolong sangat mudah dan tidak memerlukan bahan serta alat yang banyak.
Masyarakat cukup menyediakan bahan 1 bagian gula atau molase (kg/gr), 3 bagian sisa-sisa kulit sayuran dan buah-buahan (kg/gr), dan 10 bagian air (liter/ml), atau untuk lebih mudahnya menggunakan perbandingan gula: sisa sayur dan buah : air sebanyak 1 : 3 : 10. Eco-Enzyme ini dapat dipanen setelah 3 bulan masa fermentasi.
Pada bulan pertama, proses fermentasi menghasilkan alkohol, bulan kedua akan dihasilkan cuka, dan kemudian pada bulan ketiga barulah menghasilkan enzim, yang mana menandakan Eco-Enzyme telah siap untuk dipanen.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari Penggiat Bank Sampah Bina Lestari, Penggiat Bank sampah di tiap RW dan juga Kelompok Tani.
Peserta begitu antusias mengikuti kegiatan ini karena dinilai dapat memanfaatkan limbah rumah tangga, menghemat pengeluaran sekaligus upaya dalam merawat lingkungan.
Antusiasme peserta begitu terasa ketika Pak Ary hendak mengakhiri materinya. Banyak peserta yang meminta perpanjangan waktu agar bisa dijelaskan lebih rinci lagi terkait pengolahan Eco-Enzyme.
"Adanya pelatihan Eco-Enzyme ini sangat bermanfaat bagi kami khususnya penggiat Bank Sampah yang memang menargetkan adanya program kerja untuk pelatihan Eco-Enzym di kelurahan Pandean Lamper tahun 2023 dan ini menjadi awal yang baik bagi kami dan tentunya terima kasih kepada mahasiswa KKN UPGRIS yang telah membantu kami dengan memfasilitasi dan mendampingi pelatihan ini serta menyediakan alat dan bahan untuk praktik pembuatan Eco-Enzyme secara langsung," tutur Pak Mustaqim selaku ketua Bank Sampah Bina Lestari.
Harapan dari terselenggaranya kegiatan ini yaitu masyarakat kedepannya agar menjadi lebih bijak dalam mengelola dan memanfaatkan sampah.
Dengan begitu, kondisi lingkungan menjadi lebih baik karena semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dari sampah.
Selain itu, secara tidak langsung juga berkontribusi dalam mengurangi tumpukan sampah di TPA.(*)
Biji Durian Tak Lagi Terbuang, KKN UPGRIS Kelompok 56 Tlogo Ajak Warga Membuatnya Menjadi Kripik |
![]() |
---|
Eksplorasi Taman Herbal Sebagai Peningkatan Program Go Green Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 59 |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN UPGRIS Berkolaborasi dengan KWT Puspitasari Sampangan Gelar Senam Lansia |
![]() |
---|
KKN Upgris Kelompok 84 Memanfaatkan Hasil Bumi Warga Pagersari Sebagai Peningkatan Mutu UMKM |
![]() |
---|
Tim KKN UPGRIS Mlatiharjo Sosialisikan Pencegahan dan Penanganan DBD dan HIV AIDS Sejak Dini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.