Kelangkaan Minyakita Diduga Ada Permainan Menjelang Ramadan

ada proses yang dianggap tidak fair ketika distribusi minyak goreng dilakukan ke pedagang pasar.

Editor: Vito
KOMPAS.com/Nissi Elizabeth
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menunjukkan produk Minyakita di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (5/7/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi dan Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA), Herry Mendrofa menyoroti kenaikan harga minyak goreng di pasaran, termasuk Minyakita.

Ia menilai, pemerintah kurang mengantisipasi jalur distribusi hingga kuantitas permintaan minyak goreng oleh masyarakat.

"Tentunya pemerintah harus senantiasa memiliki strategi yang antisipatif, analisa pasar dengan baik, dan segala high risk di lapangan itu mesti dipetakan oleh kementerian terkait," katanya, Selasa (31/1).

Herry menduga, ada proses yang dianggap tidak fair ketika distribusi minyak goreng dilakukan ke pedagang pasar. "Itu dicek ulang lagi, apakah ada dugaan permainan. Ini kan menjelang bulan Ramadan, dan kejadian selalu berulang saat momen besar," paparnya.

"Sepertinya sudah sistematis. Artinya kondisi ini tidak fair. Nah tugas pemerintah itu cek satu-satu jalur distribusinya sudah benar atau tidak," sambungnya.

Menurut dia, kelangkaan minyak goreng tidak serta merta menjadi alasan yang digunakan untuk membenarkan kenaikan harga minyak goreng.

"Ini juga jadi anomali. Di sisi lain, pemerintah menerapkan peningkatan campuran biodiesel pada BBM. Padahal lagi terjadi kelangkaan (minyak goreng-Red)," ucapnya.

"Jadi ini harus dikoreksi juga, barangkali bukan langka, tapi tata kelolanya salah, menterinya dan lembaga terkait segera dievaluasi saja," tambahnya.

Seperti diketahui, minyak goreng kemasan sederhana program pemerintah dengan merek Minyakita mengalami kelangkaan di pasaran berbagai daerah di Indonesia.

Kalaupun ada pedagang yang menjual, harganya sudah di atas harga ceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah sebesar Rp 14.000/liter, yakni di kisaran Rp 15 ribu-Rp 16 ribu per liter. (Tribunnews/Naufal Hanif Putra Aji)

Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved