Wonosobo Hebat
Pengurus BP4 Wonosobo Dikukuhkan, Jadi Mitra Kemenag, Apa Sih Tugas dan Fungsinya?
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Pengukuhan dan musyawarah kerja Pengurus Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kabupaten Wonosobo berlangsung di Pendopo Kantor Bupati Wonosobo, Rabu (8/2/2023).
Memiliki tugas mulai dari mendamaikan dan memberi nasihat dalam perselisihan suami istri (pasutri), hingga memberikan bimbingan bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan.
Kepala Kemenag Kabupaten Wonosobo, Ahmad Farid menyampaikan, hal ini berkaitan permasalahan berat yang sedang dihadapkan Pemkab Wonosobo, baik perceraian maupun pernikahan dini.
Baca juga: Panitia PTSL 2023 Disumpah, Tahun Ini Wonosobo Kejatah Terbitkan 64.000 Sertifikat Tanah
"Saat ini permasalahan berat yang dihadapi Wonosobo adalah masih rentannya keluarga menghadapi permasalahan yang muncul ini."
"Untuk itu, kami akan terus memaksimalkan dan memastikan peran konselor dalam membentuk keluarga yang kokoh," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (8/2/2023).
Sementara itu, Ketua BP4 Provinsi Jawa Tengah, Nur Khoirin menyampaikan, data perceraian di Jawa Tengah cukup tinggi.
Bahkan hingga pernah menduduki salah satu provinsi dengan tingkat perceraian yang tinggi secara nasional.
Dari data yang disampaikan dapat disimpulkan, di Jawa Tengah setiap 100 pasangan yang menikah terdapat sekira 26 pasang yang bercerai.
Baca juga: Bupati Afif Paparkan Masalah Stunting & Kemiskinan Ekstrem ke Menko PMK, di Wonosobo Alami Penurunan
"Artinya perkawinan yang gagal mencapai 25 persen."
"Padahal pasangan yang tidak bercerai secara resmi keadaannya belum tentu baik-baik saja."
"Ini kondisi mengkhawatirkan," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (8/2/2023).
Menurutnya, kondisi ini mengkhawatirkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karena kekuatan bangsa dipengaruhi kekuatan keluarga.
"Kekuatan yang kokoh akan menjadi penyangga negara yang kuat dan sebaliknya keluarga yang lemah serta rusak akan menggerogoti pilar-pilar kehidupan bangsa bernegara," jelasnya.
Melihat data BPS, di Kabupaten Wonosobo angka perceraian pada 2018 ada 2.101, 2019 sebanyak 2.524, dan 2020 sebanyak 2.022.
Baca juga: Pertama di Jawa Tengah, DPC IHSA Jadi Spirit Kebangkitan Wisata di Wonosobo
Bupati Wonosobo menyambut baik adanya BP4 untuk berperan serta dalam mengatasi permasalahan perceraian hingga pernikahan dini yang cukup tinggi di Wonosobo.
BP4 sebagai organisasi mandiri dan profesional mitra Kemenag dalam mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah di Kabupaten Wonosobo.
“Tentunya BP4 memiliki tantangan yang cukup besar dalam mengentaskan berbagai permasalahan ini."
"Sehingga butuh komitmen tinggi pada tiap-tiap anggota dan pengurus organisasi,” tuturnya.
Sinergitas dari semua pihak dalam membangun keluarga yang berdaya melalui keharmonisan hubungan antara suami dan istri.
Dengan demikian, terlihat jelas betapa penting peran dan posisi BP4, tidak hanya dalam ketahanan keluarga namun juga dalam pembangunan.
“Kami harap BP4 mampu meningkatkan eksistensinya, dengan lebih profesional, juga menggali best practice dan membangun budaya yang baik, dalam mengurai masalah perkawinan dan turunannya."
"Sehingga keberadaan BP4 dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat,” imbuhnya. (*)
Baca juga: Terwujud! Mimpi Kejari Blora Miliki Kantor Baru, Groundbreaking Dimulai, Ini Kata Ichwan Effendi
Baca juga: Jika Jadi Ketum PSSI, La Nyalla Janjikan Subsidi 1 M untuk Asprov PSSI dan 1,5 M untuk Klub Liga 2
Baca juga: Panser Biru-Snex Lega, Gilbert Agius Jadi Pelatih PSIS Semarang? Ini Karier Kepelatihannya
Baca juga: Pedagang Besar Diduga Terlibat Atas Kelangkaan Minyakita di Kendal Jawa Tengah