Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liga 1

PSIS Semarang Rilis Jersey Baru Bertema Warak Ngendok yang Sarat Filosofi

Senin(6/2/2023), PSIS Semarang merilis jersey baru. Jersey PSIS bertema Warak Ngendok yang sarat sejarah dan filosofi.

Twitter PSIS Semarang
PSIS Semarang Rilis Jersey Ketiga Bertema Warak Ngendog 

Berikut sejarah dan filosofi Warak Ngendog.

Ribuan warga masyarakat Kota Semarang tumpah ruah di Halaman Kantor Balaikota Semarang dan jalan Pemuda untuk menyaksikan prosesi pawai arak-arakan Dugderan. Acara pawai dugderan ini juga mendapat penganugrahan dari Lembaga Prestasi Indonesa Dunia (Leprid) karena membuat Patung Warak Ngendok Terbesar.
Ribuan warga masyarakat Kota Semarang tumpah ruah di Halaman Kantor Balaikota Semarang dan jalan Pemuda untuk menyaksikan prosesi pawai arak-arakan Dugderan. Acara pawai dugderan ini juga mendapat penganugrahan dari Lembaga Prestasi Indonesa Dunia (Leprid) karena membuat Patung Warak Ngendok Terbesar. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)


Sejarah Warak Ngendog

Sejarah munculnya Warak Ngendog dan siapa penciptanya tidak diketahui secara pasti.

Masyarakat Semarang umumnya meyakini bahwa Warak Ngendog sudah ada sejak awal mula pendirian Kota Semarang.

Ketika Ki Ageng Pandan Arang mendirikan Kota Semarang dan menjadi bupati pertamanya, makhluk rekaan ini diduga sudah hadir di tengah masyarakat.

Warak Ngendog bahkan menjadi salah satu media Ki Ageng Pandan Arang untuk menyebarkan agama Islam.

Sejak saat itu, Warak Ngendok menjadi bagian dari cerita mitologi masyarakat Semarang.

Istilah Warak Ngendog terdiri atas dua kata dalam bahasa Jawa, yakni warak yang artinya badak, dan ngendog yang berarti bertelur.

Dengan begitu, secara harfiah Warak Ngendog berarti badak yang bertelur.

Namun, pendapat lain meyakini bahwa kata warak berasal dari bahasa Arab yang artinya suci, dan ngendog merupakan bahasa Jawa yang artinya bertelur.

Suci berarti manusia harus menahan diri dari perbuatan tidak baik, sementara bertelur merupakan simbol dari pahala.

Gabungan dua kata tersebut kemudian diartikan siapa saja yang menahan diri dari perbuatan tidak baik nantinya akan mendapatkan pahala.

Ada pula yang memaknai Warak Ngendog sebagai ajakan untuk menjaga kesucian diri di bulan Ramadan agar mencapai kemenangan atau mendapat pahala.

Itulah mengapa, Warak Ngendog menjadi ikon khas Kota Semarang yang selalu tampil dalam acara Dugderan, yakni tradisi masyarakat Semarang untuk menyambut bulan Ramadan.

Kirab budaya Warak Ngendog menjadi satu dari tiga agenda utama tradisi Dugderan yang masih dilestarikan masyarakat Semarang hingga kini.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved