Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2024

Dewan Pakar PKS Soroti Fenomena Money Politics Saat Pemilu, Berikut Kata Rizal Bawazier

Politik uang dalam Pemilu menurut Rizal Bawazier merupakan praktik yang tidak etis dan dapat merusak integritas proses pemilihan.

Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI
Dewan Pakar DPP PKS, Rizal Bawazier. 

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Budaya praktik politik uang menjadi salah satu tantangan dalam mewujudkan suatu proses pemilihan yang demokratis.

Kenyataan tentang adanya politik uang dirasakan oleh semua pihak, baik para calon yang berkompetisi memperebutkan suara pemilih, aparat penyelenggara pemilu, penegak hukum, pemantau, bahkan para calon pemilih sebagai objek sekaligus sasaran dari proses politik uang.

Untuk itu, menghilangkan fenomena praktik politik uang dibutuhkan komitmen dan kerja sama semua pihak.

Dewan Pakar DPP PKS, Rizal Bawazier juga menyoroti budaya politik uang.

Menurut pria yang akrab disapa RR itu, politik uang dalam Pemilu merupakan praktik yang tidak etis dan dapat merusak integritas proses pemilihan.

Termasuk juga bisa membuat proses Pemilu menjadi tidak adil.

Baca juga: Tuntaskan Seluruh Pos Jelajah Jalur Alas Roban Batang, Peserta Beruntung Bisa Bawa Pulang Mobil Jeep

"Sebenarnya pendekatan dengan politik uang atau money politic juga tidak menjadi jaminan seseorang bisa mengikuti apa yang diiinginkan."

"Karena ada anggapan bahwa tanpa money politic, maka bisa kalah."

"Tidak semua begitu, tapi yang penting adalah menggunakan pendekatan hati," tuturnya melalui Tribunjateng.com, Minggu (12/2/2023).

Diakuinya, melawan politik uang memang membutuhkan perjuangan yang tidak mudah.

Itu karena seringkali praktik ini dilakukan secara terselubung dan sulit untuk dilacak sehingga harus konsisten dan terus menerus.

Baca juga: Pantau Panen Padi di Batang, Ganjar: Kita Musti Jujur pada Kondisi Pangan Kita

"Ada beberapa pemilihan Kepala Desa yang tidak menggunakan politik uang."

"Hal itu bisa terwujud karena proporsi wilayah dan ada penggeraknya."

"Itulah gerakan kecil yang bisa jadi inspirasi daerah lain untuk melakukan hal sama."

"Gerakan itu bisa jadi bergerak ke ranah yang lebih besar, meski tidak bisa sepenuhnya hilang, tetap harus ada yang memulai," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved