Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Harga Komoditas Pangan di Jateng 'Bergejolak', Pemprov Diminta Waspada Soal Ancaman Inflasi

Beberapa harga komoditas pangan di Jateng terus mengalami gejolak akhir-akhir ini mulai dari beras, bawang hingga minyak goreng

Editor: rival al manaf
RICE
Ilustrasi 

"Pemantauan penting untuk memastikan jalur distribusi ketika terjadi guncangan harga maupun ketersediaan di pasaran."

"Dengan informasi yang valid, akan mudah untuk melancarkan arus distribusi. Hulu sampai hilir harus terpantau dengan baik," katanya.

Kevalidan informasi, juga harus berlaku pada penyebab terjadinya gejolak dan gangguan harga komoditas pangan.

Apalagi selama ini, pemerintah seakan kesulitan mengendalikan harga ketika ada momen hari besar, atau perubahan iklim.

"Dengan mengetahui penyebab secara pasti, sebenarnya pemerintah bisa mengantisipasi sebelum ada gejolak dan gangguan harga."

"Misal saat ini, harga-harga naik dan pemerintah seakan terlambat mengatasinya," tegas Heri.

Beras dan Minyak Jadi Perhatian

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pronowo menargetkan penurunan harga beras dan minyak untuk menekan angka inflasi.

Ia mengatakan, hal ini sudah dirapatkan bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

Diketahui, angka inflasi di Jateng terus mengalami penurunan. Per Desember 2022, angka inflasi Jateng berada di kisaran 5,63 persen.

“Dua komoditas ini menjadi perhatian utama kita. Tadi sudah dipimpin oleh Pak Mendagri untuk kita dorong, maka tugasnya sekarang ya sudah, pasokannya terjaga, barangnya ada, itu yang menjadi target utama,” kata Ganjar di Hotel Santika, Kota Semarang, Jateng, Senin (13/2/2023).

Ganjar mengaku telah menggencarkan operasi pasar untuk memastikan harga beras dan minyak di pasaran mengalami penurunan, sehingga bisa dijangkau masyarakat.

Ganjar Pranowo juga menyiapkan strategi dengan mengatur pola tanam untuk mengontrol suplai dan ketersediaan stok komoditas pangan. Khususnya terkait komoditas penyebab inflasi seperti beras.

"Masalah pertama yang berhasil kami identifikasi adalah luas panennya memang tidak merata," kata Ganjar.

Ganjar mengaku menyiapkan strategi dengan cara mengatur pola tanam. Cara ini menurutnya bisa memudahkan pemerintah untuk memetakan luas lahan, berapa jumlah petani, hingga masa tanam dan panennya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved