Berita Semarang
Daya Tarik Wisata Semarang Melonjak Jadi 258, Inklusivitas Didorong
Daya tarik wisata di Kota Semarang disebutkan menunjukkan tren positif pasca-pandemi Covid-19. Namun, juga masih menghadapi tantangan
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Daya tarik wisata di Kota Semarang disebutkan menunjukkan tren positif pasca-pandemi Covid-19. Namun, juga masih menghadapi tantangan.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Suharsono. Ia menyebut, jumlah daya tarik wisata melonjak dari 197 pada tahun 2021 menjadi 258 pada tahun 2022, menunjukkan pemulihan dan pengembangan baru. Namun, sejumlah tantangan masih dihadapi.
“Angka 258 daya tarik wisata menunjukkan Semarang sudah bangkit pasca-pandemi. Tapi tantangan kita ke depan adalah menjamin semua tempat ini punya standar layanan yang merata, higienis, dan yang terpenting, inklusif," kata Suharsono dalam keterangannya, Kamis (9/10/2025).
Baca juga: Sejarah di Balik Kampung Bang Inggris hingga Kenangan Suasana Asri Kota Semarang
Disebutkan, potensi wisata kota beragam, di antaranya Sejarah dan Budaya (Lawang Sewu, Kota Lama), Alam (Goa Kreo, Pantai Marina), Religi (MAS, Gereja Blenduk), hingga Pusat Gaya Hidup (Simpang Lima).
Suharsono menggarisbawahi fokus strategis pariwisata di tahun 2025 akan berlandaskan pada tiga pilar utama.
Yakni Quality Tourism untuk menciptakan pengalaman bernilai tambah tinggi (heritage, kuliner, waterfront) dengan standar layanan yang merata, Resilience & Inklusi: Mengembangkan destinasi pesisir yang aman-bersih serta mendorong UMKM naik kelas sebagai bagian dari ekowisata yang inklusif, serta Konektivitas & Integrasi Kawasan.
Untuk mewujudkan strategi tersebut, ia mengajukan serangkaian usulan kebijakan yang diharapkan menjadi prioritas di tahun 2025, seperti rancangan paket wisata menginap dan belanja bagi wisatawan, aktivasi rute udara, sertifikasi pariwisata yang berkualitas, hingga pusat data pariwisata.
Suharsono juga menekankan, pariwisata Semarang harus fokus pada kualitas dan harus mampu membuat wisatawan tinggal lebih lama. Suharsono mengusulkan program inovatif seperti "Two-Night Semarang" dan penciptaan "12 Bulan, 12 Event" agar kegiatan pariwisata tidak hanya terpusat pada musim tertentu saja.
"Rembug Pariwisata ini sudah menghasilkan banyak ide. Kini saatnya kita bergerak bersama. Mari kita jadikan Tourism Data Hub sebagai kompas kita, dan program Two-Night Semarang sebagai target. Dengan sinergi seluruh stakeholder, visi pariwisata Semarang yang inklusif pasti terwujud," ujar Suharsono.
Dalam kegiatan Rembug Pariwisata yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pekan ini, ia menilai perlunya peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan.
Masyarakat diharapkan dapat memberikan aspirasi sebagai bahan utama penyusunan program prioritas pariwisata. Tujuan utamanya adalah membentuk ekosistem pariwisata di Kota Semarang, mengidentifikasi potensi, serta menyusun prioritas program untuk tahun anggaran berikutnya. (*)
Sejarah di Balik Kampung Bang Inggris hingga Kenangan Suasana Asri Kota Semarang |
![]() |
---|
Proses Pencarian Bocah Tenggelam di Bendungan Kabupaten Semarang Dramatis, Ditemukan Meninggal |
![]() |
---|
Penguatan Peran Posyandu Didorong, Wali Kota: Garda Terdepan Bantu Masalah Kesehatan |
![]() |
---|
Imbas Konflik di RSI Sultan Agung Semarang, Lembaga Mediasi Sengketa Dokter dan Pasien Dibentuk |
![]() |
---|
Menyingkap Rahasia Rumah Kuno Tanpa Pondasi Beton di Kampung Bang Inggris Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.