Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Buka-bukaan Iklim Investasi di Jateng, Ratna Kawuri: Tahun Ini Ditarget Rp 65,7 Triliun

Target nilai investasi di Jawa Tengah mencapai Rp 65,7 triliun tahun ini. Ada beberapa faktor yang turut memberikan pengaruh. Ini data lengkapnya.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
Tribun Jateng/Hermawan Endra
Kepala DPMPTSP Jateng, Ratna Kawuri. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemprov Jateng menargetkan investasi mencapai nilai Rp 65,7 triliun pada tahun ini.

Disebutkan Kepala DPMPTSP Jateng Ratna Kawuri, nilai itu ditingkatkan dari target 2022 sebesar Rp 65,54 triliun.

"Target tahun ini Rp 65,7 triliun, karena target nasional juga tinggi."

"Yang tahun lalu Rp 1.200 triliun, sekarang jadi Rp 1.400 triliun."

"Untuk Jawa Tengah ini memang kalau dibandingkan Jawa Timur, Jawa Barat, maupun DKI Jakarta, potensi itu jauh di bawah."

"Sehingga target juga jauh di bawah mereka," kata Ratna kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/2/2023).

Baca juga: Hasil 14 Hari Operasi Keselamatan di Jateng - Penindakan Tertinggi di Banyumas, Ada 28.282 Pelanggar

Ratna di sisi itu menyebutkan, realisasi investasi di Jawa Tengah pada 2022 mencapai Rp 68,41 triliun.

Total nilai itu merupakan gabungan keseluruhan antara Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan non LKPM.

Sumber LKPM dihitung dari perusahaan menengah dan besar yang mencapai Rp 58,89 triliun.

Sementara non LKPM dihitung dari perusahaan mikro dan kecil senilai Rp 9,52 triliun.

"Bicara realisasi ini ada penambahan modal tetap di situ."

"PMA-nya meningkat luar biasa, yaitu sebesar 58,97 persen."

"Itu hampir 60 persen dibanding 2021."

"Tapi untuk PMDN-nya, menurun 9,15 persen."

"Namun secara total, (nilai investasi) di Jawa Tengah naik 11,71 persen," sebut Ratna.

Di sisi itu Ratna menyebutkan, dari total nilai investasi di Jawa Tengah tahun lalu, sektor penyumbang terbanyak yakni energi sebesar 30,9 persen.

Kemudian disusul transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar 13,7 persen, industri tekstil 13,3 persen, industri alas kaki 9,5 persen, properti 8,86 persen, dan industri makanan 7,9 persen.

Baca juga: PILGUB JATENG 2024 - Rencana Duet Gibran-Dico, Suami Chaca Frederica: Masih Tunggu Arahan Partai

Baca juga: Prevalensi Angka Stunting Banyumas Turun 5 Persen, 6 Besar Terbaik di Jateng Tahun 2022

"Jadi, kalau dilihat dari sektor ini inline dengan produk unggulan Jawa Tengah yaitu ada tekstil, ada alas kaki, dan makanan minuman."

"Paling banyak negara (menanamkan modal) masih Jepang."

"Hal itu karena Jepang teknologi tinggi padat modal," ujarnya.

Di sisi lain, terkait target nilai investasi di Jawa Tengah yang mencapai Rp 65,7 triliun, Ratna menyebutkan ada beberapa faktor yang turut memberikan pengaruh.

Disebutkan, hal utama adalah berkaitan kondusivitas di Jawa Tengah.

"Kondisi geopolitiknya seperti apa?"

"Kalau sekarang ini kan global, ada isu-isu yang terkait dengan geopolitik, lingkungan, cuaca ekstrem, inflasi yang tinggi, dan lain sebagainya."

"Khususnya di Jawa Tengah juga terkait bagaimana situasi politik pada 2023-2024."

"Makanya kalau bicara keterpengaruhan yang paling besar adalah kondusivitas wilayah."

"Itu yang nomor satu, karena investasi dibangun dari sebuah kepercayaan."

"Itu pasti dibangun dari sebuah kenyamanan dan keamanan."

"Kalau tidak merasa aman dan nyaman, mana bisa percaya," ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/2/2023).

Sementara itu, mengenai strategi untuk mencapai target, menurutnya diperlukan upaya untuk menjaga kondusivitas tersebut.

Selain itu, menurutnya, iklim investasinya juga harus dijaga.

"Sehingga seluruh elemen harus berkontribusi untuk menjaga wilayah."

"Pemimpin daerah ini yang penting menjaga wilayah dari masing daerahnya."

"Jangan sampai nanti timbul distorsi atau konflik-konflik sosial dan lain sebagainya," ujarnya.

Baca juga: Tak Pakai Helm, Mendominasi Pelanggaran Terbanyak Dalam Operasi Keselamatan Lalu Lintas di Jateng

Adapun selain itu, Ratna menyebutkan, diperlukan pula strategi untuk meningkatkan investasi di Jawa Tengah ini.

Ia menyebutkan ada dua karakter investasi, pertama adalah existing. 

Yakni upaya mempertahankan kinerja yang sudah ada.

Dalam hal ini yakni berkaitan dengan menjaga proses bisnis agar bisa berjalan dengan optimal.

Adapun selanjutnya yakni upaya untuk menarik investasi.

"Terkait dengan menarik investasi, berarti bicara masalah bagaimana infrastruktur pendukung, penunjang, dan lain sebagainya."

"Bagaimana tenaga kerja ini bisa menyokong kegiatan investasi itu sendiri, bagaimana sumber daya alam mendukung kegiatan investasi, dan sebagainya," terangnya.

Adapun di sisi itu, terkait dengan adanya isu perlambatan ekonomi global, Ratna menyebut hal ini bisa saja turut memberikan pengaruh terhadap investasi di Jawa Tengah.

Dorongan masuknya investasi sangat diperlukan termasuk terhadap PMDN.

"PMDN ini yang kami yakini lebih tangguh, lebih luwes."

"Kami sasar bukan hanya modal besar atau asing, kecil-kecil juga harus dihitung," imbuhnya. (*)

Baca juga: Hati-hati Melintas Dua Jalur Pantura Warureja Tegal Ini, Licin dan Berlubang Karena Ada Perbaikan

Baca juga: 41 Keluarga Terdampak Bencana Kabupaten Semarang Terima Bansos, Berikut Rincian Besarannya

Baca juga: COBALAH Minyak Balur Khamsa, Produk Kesehatan Racikan Ayu Warga Kudus, Wangi dan Tidak Lengket

Baca juga: Tahun Ini Labkesda Kudus Naik Standar Jadi BSL 2, Fasilitas Mulai Dilengkapi

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved