Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

FAKTA atau MITOS Hantu Kuntilanak? Peneliti Jerman Soroti Makhluk yang Ditakuti Masyarakat Ini

Mitos mengenai hantu kuntilanak ternyata jadi sorotan akademisi Jerman. Bahkan mereka membuat sebuah penelitian mengenai kuntilanak.

Penulis: budi susanto | Editor: Catur waskito Edy
chainatp/Getty Images/iStockphoto/via nationalgeographic.grid.id
ILUSTRASI - Kuntilanak 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mitos mengenai hantu kuntilanak ternyata jadi sorotan akademisi Jerman.

Bahkan mereka membuat sebuah penelitian mengenai kuntilanak.

Penelitian mengenai kuntilanak itu dilakukan oleh Timo Duile seorang antropolog asal Jerman.

Dalam penelitiannya, kuntilanak menjadi simbol perlawanan alam terhadap perusakan lingkungan.

Timo menuliskan asal kuntilanak dari Pontianak, Kalimantan Barat. Nama kuntilanak berasal dari nama puntianak atau daerah Pontianak.

Kuntilanak atau hantu Pontianak disebutkannya terkenal hingga Asia Tenggara, seperti Singapura hingga Malaysia.

Penelitian Timo sendiri berjudul Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak.

Wujud kengerian kuntilanak juga disebutkan Timo merupakan ekspresi dan upaya mengkonseptualisasikan perlawanan kerusakan alam oleh masyarakat Melayu.

Dalam artian, wujud menakutkan kuntilanak dan mitosnya sengaja dimunculkan agar alam di Pontianak tak semakin rusak.

Ia menarasikan kuntilanak tinggal di pohon-pohon besar dan tinggi, jika pohon tersebut hilang sosok hantu wanita menakutkan akan muncul.

Bagi masyarakat Indonesia, kuntilanak digambarkan sebagai sosok hantu perempuan berambut panjang.

Selain itu, perwujudan kuntilanak juga digambarkan mengenakan dress panjang berwarna putih.

Menurut Widyo Leksono satu di antara budayawan Kota Semarang, kuntilanak merupakan sosok imajiner yang tergambar dari budaya tutur.

"Sama seperti buto ijo dan lainnya. Tapi yang menarik, penelitian tersebut menggambarkan konsep kuntilanak merupakan perlawanan karena rusaknya alam," paparnya, Senin (27/2/2023).

Ia menggaris bawahi, alam menjadi sumber segala hal dan wajib dijaga melalui berbagai cara.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved