Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

DBD di Kudus Tembus 67 Kasus Dalam 2 Bulan, 1 Orang Meninggal Dunia

Sebanyak 67 Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan di Kabupaten Kudus sepanjang Januari-Februari 2023. Dari jumlah temuan yang ada, satu orang

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNNEWS
Nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus dengue penyebab demam berdarah dengue 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Sebanyak 67 Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan di Kabupaten Kudus sepanjang Januari-Februari 2023. Dari jumlah temuan yang ada, satu orang di antaranya meninggal.

Merebaknya kasus DBD di awal tahun 2023 ini menjadi perhatian Dinas Kesehatan setempat. Mengingat saat ini intensitas hujan masih cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan pencegaha lebih serius.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Darsono mengatakan, 67 Kasus DBD ditemukan di beberapa lokasi yang tersebar di 9 kecamatan dengan penanganan langsung oleh petugas medis di puskesmas setempat.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus mencatat angka kasus DBD pada 2021 berjumlah 175 kasus, dengan jumlah korban meninggal tiga orang.

Sedangkan pada 2022, kasus DBD meningkat drastis mencapai 554 kasus dengan jumlah korban meninggal delapan orang. 

Beberapa di antara yang terjangkit dan meninggal adalah anak-anak, adalah masyarakat yang rentan terjangkit DBD lantaran aktif bermain di sembarang tempat.

Utamanya di tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus dengue.

Darsono menyebut, tingginya hasil temuan ini diharapkan bisa diatasi dengan melakukan deteksi dini memanfaatkan alat tes reagen dengue di masing-masing puskesmas.

Sehingga petugas bisa mengambil langkah cepat untuk melakukan penanganan dan pencegahan manakala ditemukan kasus baru. 

"Sebagai pencegahan DBD, kami sudah memfasilitasi alat reagen dengue di 19 puskesmas untuk deteksi dini DBD. Silakan dimanfaatkan, agar ketika ada temuan kasus langsung ditangani," terangnya, Jumat (3/3/2023).

Menurut Darsono, pencegahan dini dengan pemeriksaan lebih awal akan membantu petugas dalam mendignosa gejala yang dialami. 

Setelah itu, masyarakat akan tahu hasil diagnosa yang disampaikan dokter berdasarkan hasil uji laboratorium. Sehingga bisa dilakukan penanganan lebih intensif ketika pasien tersebut didiagnosa mengalami DBD. 

"Silakan datang ke puskesmas untuk mengecek kondisi atas gejala yang dialami, gratis. Hasilnya bisa ditunggu," ujarnya.

Darsono menyebut, beberapa gejala penyakit DBD adalah demam atau panas 2-3 hari, pusing, mual, dan ada bintik merah pada bagian tubuh. 

Pihaknya berharap, masyarakat lebih sadar dalam melakukan tindakan preventif atau pencegahan sedini mungkin. Seperti contoh, menerapkan program 3M, menguras, menutup dan mengubur, serta berupaya meningkatkan kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. (Sam)

Baca juga: Berita Duka, Y. DWI ANGGREANI WIBOWO / OEI LIE TJEN Meninggal Dunia di Semarang

Baca juga: Jalan Sehat Buka Rangkaian Dies Natalis UIN Walisongo ke 53

Baca juga: Berbagi Kebahagiaan, Bea Cukai Tanjung Emas Bersama BLBC Surabaya Adakan Bakti Sosial

Baca juga: UIN Walisongo Terima Kunjungan Studi dan Wisata Edukasi dari MAN 2 Semarang

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved