Tegal Berdedikasi

Buka Muswil Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Jateng di Tegal, Ganjar Ungkap Kekagumannya 

Pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Jawa Tengah Periode Muktamar ke-48 berlangsung meriah dan ramai di GOR Wisanggeni, K

fajar bahruddin achmad
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri Pembukaan Muswil Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Jawa Tengah di GOR Wisanggeni, Kota Tegal, Sabtu (4/3/2023). 

TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Jawa Tengah Periode Muktamar ke-48 berlangsung meriah dan ramai di GOR Wisanggeni, Kota Tegal, Sabtu (4/3/2023).

Sebanyak 4.000 orang hadir, terdiri dari sejumlah 2.000 peserta dan 2.000 orang penggembira. 

Kegiatan secara resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Hadir dalam kegiatan tersebut Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, dan tokoh-tokoh Muhammadiyah. 

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari sejak Jumat- Minggu itu, puncaknya adalah pemilihan formatur pimpinan wilayah sebanyak 13 orang. 

Peserta muswil juga dihibur dengan penampilan artis Ibu Kota, meliputi Pasha Ungu serta istri Adelia dan Elly Sugigi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, ia sangat mengapresiasi dengan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Muhammadiyah. 

Karena selalu berjalan tenang dan benar-benar musyawarah untuk menghasilkan pemimpin yang top. 

Ia mengatakan, dalam tahun ini ia beberapa kali selalu diundang, seperti Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan 'Aisyiyah di Surakarta, pada November 2022 lalu. 

"Saya dapat banyak ilmu dan belajar dari Muhammadiyah. Ketika membangun organisasi tidak hanya 'mak bedunduk' hadir, tapi ada ikhtiar dengan amal usaha yang disiapkan."

"Ini bahasanya mandiri. Ini saya belajar betul, jadi tidak begitu saja," katanya. 

Pada kesempatan itu, Ganjar juga menyampaikan kekaguman dan kebanggaannya terhadap Muhammadiyah yang membeli sebuah gereja di Spanyol.

Ternyata gereja yang dibeli dengan harga Rp 40 miliar itu, dulunya adalah sebuah masjid saat Eropa dikuasai oleh Islam. 

Ia menilai, Muhammadiyah kelasnya tidak lagi kabupaten/kota, provinsi ataupun Indonesia, melainkan sudah kelas dunia. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved