Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemerintah Beri Insentif Pembelian Kendaraan Listrik Mulai 20 Maret 2023

mobil listrik yang mendapat subsidi pemerintah yakni merek Hyundai dan Wuling, sedangkan sepeda motor listrik dengan merek Gesits, Volta, dan Selis

Editor: Vito
KOMPAS.com/Haryanti Puspasari
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan (tengah), bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kanan) memberi keterangan dalam konferensi pers Insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai di kantor Kemenko Marves, Jakarta, Senin (6/3). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pemerintah telah mengumumkan pemberian insentif atau subsidi untuk pembelian 235 ribu unit kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di tahun ini, dimulai pada 20 Maret hingga Desember 2023.

"Kami pada tahun 2023 mengusulkan pemberian bantuan pemerintah terhadap pembelian sepeda motor EV (listrik-Red) itu sebanyak 200 ribu unit sampai dengan Desember 2023," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Kemenkomarves, Senin (6/3).

Sementara untuk kendaraan roda empat atau mobil, menurut dia, bantuan pemerintah diusulkan untuk sebanyak 35.900 unit diberikan sampai Desember 2023. Tak hanya itu, bantuan pemerintah juga diberikan untuk pembelian bus sebanyak 138 unit.

Gumiwang mengatakan, pembelian mobil listrik yang mendapatkan subsidi dari pemerintah yakni merek Hyundai dan Wuling, sedangkan sepeda motor listrik dengan merek Gesits, Volta, dan Selis.

Ia berujar, kebijakan itu untuk menarik investor produsen pembuat kendaraan listrik berbasis baterai.

"Dengan adanya program ini akan membuat mereka (investor-Red) semakin tertarik, karena pada dasarnya bantuan pemerintah untuk belanja EV ini salah satunya prinsipnya adalah dia memiliki fasilitas produksi di Indonesia dan kemudian nanti tingkatkan fasenya sampai ke TKDN," jelasnya.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, skema teknis pemberian insentif kendaraan listrik akan dijelaskan secara detail sebelum tanggal 20 Maret.

Pasalnya, pengumuman insentif kendaraan listrik baru diberikan kepada pembelian dan konversi motor listrik senilai Rp 7 juta. Sedangkan skema pemberian insentif bagi mobil dan bus listrik belum dijelaskan secara rinci.

"Nanti kami akan keluarkan teknis regulasinya, segera, lagi dikerjakan. Kami berharap efektif tanggal 20 nanti sudah beres," katanya.

Luhut menegaskan, skema pemberian insentif kendaraan motor itu diberikan langsung kepada produsen. Sehingga, konsumen membeli kendaraan listrik sudah termasuk besaran nilai insentif yang diberikan.

"Bantuan insentif ini diberikan langsung kepada perusahaan, atau ke bengkel. Bukan ke konsumen," tegasnya.

Konversi

Pada kesempatan yang sama, Sekjen Kementerian ESDM, Rida Mulyana juga mengumumkan adanya kebijakan bagi pengguna yang ingin mengonversi sepeda motor miliknya menjadi berbasis baterai.

Menurut dia, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu sepeda motor yang dimiliki harus masih laik jalan. Lalu untuk kapasitas motor yang boleh dikonversi adalah 110-150 cc.

Kemudian, pemilik wajib memiliki Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) serta BPKB sepeda motor yang akan dikonversi. "Dan STNK dan KTP-nya, mohon pengertiannya (nama pemilik-Red) harus sama," ujarnya.

Selain itu, Rida mengungkapkan, masyarakat hanya dapat mengkonversi satu unit sepeda motor untuk saat ini. Ia menegaskan agar masyarakat mengonversi sepeda motor yang dimiliki ke bengkel bersertifikat dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Bengkel tersebut dapat diketahui melalui aplikasi yang dapat diunggah di handphone," terangnya.

Rida pun mengungkap besaran nilai yang bisa dihemat apabila mengonversi motor BBM menjadi motor listrik.

"Pada sisi konsumen atau pengguna motor itu sendiri, hitungan kami kurang lebih Rp 2,77 juta per tahun bisa dihemat. Sedangkan dari sisi pemerintah, bisa melakukan penghematan sebesar Rp 32,7 miliar/tahun," terangnya.

Tak hanya perihal penghematan, ia menyebut, akan ada peningkatan konsumsi listrik.

"Di sisi lain, karena kita beralih dari BBM ke baterai, pastinya butuh listrik untuk nge-charge, maka kemudian akan ada tambahan konsumsi listrik 5,2 GWh per tahunnya. Jadi, ada peningkatan jualan listrik," bebernya.

Ia turut mencatat bagaimana pengurangan konsumsi BBM di perkotaan akan mengurangi emisi gas rumah kaca. Perkiraan Rida, bisa berkurang lebih dari 0,03 juta ton. "Ini kita hanya bicara motor," tukasnya.

Selain itu, Rida mengungkapkan, konversi motor BBM ke listrik ini bisa menciptakan lapangan kerja baru berkat adanya bengkel khusus konversi.

"Kami sudah data dan akan kami tingkatkan jumlahnya untuk melayani pelanggan yang akan melakukan konversi," tuturnya. (Tribunnews/Yohanes Liestyo Poerwoto/Endrapta Ibrahim Pramudhiaz/Kompas.com/Rully R. Ramli/Haryanti Puspa Sari)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved