Cerita Ayah Dzakir Semarang Saat Tahu Anak Dapat 5 Ribu Dollar Dari Google: Minta Jadi Hacker Putih

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Sosok Abdullah Mudzakir (Dzakir) seorang pelajar sekaligus peretas atau hacker di Ungaran, Kabupaten Semarang yang viral karena mendapatkan hadiah sebesar 5.000 Dollar Amerika dari Google ternyata sering mendapat nasihat dari ayahnya, Ali Bakri (65).

Dzakir, siswa kelas 12 Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) SMKN 8 Kota Semarang itu berjasa karena melaporkan kerentanan sistem keamanan Perusahaan Teknologi Multinasional Amerika, Google.

Ali Bakri mengaku bahwa dia berulang kali meminta Dzakir untuk menjadi white hacker (peretas putih) atau hacker baik.

Baca juga: Inilah Sosok Rizki Syarif Mantan Gitaris Band Alexa Kini Jadi Peneliti Nuklir di Eropa

Baca juga: Sosok Dzakir, Anak Guru Ngaji Jadi Hacker, Dihadiahi Ribuan Dollar Usai Jebol Sistem Keamanan Google

Baca juga: Terdampak Banjir, Petani Desa Wates Kudus Mengais Sisa Padi Yang Bisa Diselamatkan

Dia tidak ingin anaknya tersebut tergoda ataupun terjerumus menjadi peretas jahat yang berujung pada pencurian data, pembajakan ataupun yang mengarah ke tindak pidana.

Ternyata, hasil nasihatnya itu pun membuahkan hasil.

“Saya senang kalau dia punya prestasi ini.

Saya sering bilang jangan macam-macam jadi hacker hitam, yang putih saja, syukur-syukur bisa menyelamatkan Indonesia dari gangguan-gangguan mana pun,” ungkap dia kepada Tribunjateng.com, Kamis (9/3/2023).

Ali juga mengakui, sebelumnya dirinya sempat kaget sewaktu awal-awal mengetahui Dzakir terjun di dunia digital, terlebih lagi soal peretasan.

Pasalnya, menurut dia, Dzakir sering menghabiskan waktunya di depan laptop di rumah hingga pukul 02.00 hingga 03.00 WIB dini hari sejak sepulang sekolah.

“Dulu saya nggak mendorong, kok jadi hacker, setelah tahu arahnya baik ya saya dorong.

Karena dia tujuannya baik, ya saya sekarang dukung,” imbuh dia.

Dia berharap, nantinya akan banyak perusahaan yang bisa memakai jasa Dzakir.

Sementara itu, Dzakir sendiri berharap nantinya dari keahliannya itu dia bisa diterima di perguruan tinggi yang dia impi-impikan.

“Mudah-mudahan bisa diterima di ITB, UGM dan lain-lainnya, itu mimpi saya,” ujar dia.