Persaingan Motor Listrik Makin Sengit, Harga Produk Non-subsidi bakal Turun
Selain Gesits, Volta, dan Selis, masih banyak produsen motor listrik lain yang tidak mendapat subsidi.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kebijakan pemberian insentif berupa bantuan subsidi pembelian sepeda motor listrik oleh pemerintah diyakini akan mempengaruhi persaingan pasar kendaraan roda dua elektrik di dalam negeri.
Seperti diketahui, pemerintah akan memberlakukan subsidi pembelian sepeda motor listrik sebesar Rp 7 juta/unit mulai 20 Maret sampai akhir Desember 2023. Kebijakan itu menyasar 200.000 unit motor listrik.
Produsen yang berhak memperoleh suntikan subsidi motor listrik antara lain Gesits, Volta, dan Selis. Ketiganya telah memenuhi syarat pemberian subsidi dari pemerintah, yakni memiliki motor listrik yang diproduksi di dalam negeri, dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen atau lebih.
Meski demikian, masih banyak produsen motor listrik lain yang tidak mendapat subsidi tersebut, satu di antaranya adalah Alessa Motors Nusantara.
President Director & Founder Alessa Motors Nusantara, Tindjaja Soetadji menyampaikan, persaingan industri motor listrik akan semakin sengit tatkala kebijakan subsidi pembelian produk tersebut mulai berlaku.
Hal itu mengingat hanya ada tiga produsen motor yang menikmati manfaat subsidi dari pemerintah. Belum lagi, target subsidi itu cukup besar, yakni mencapai 200.000 unit. Padahal, jumlah produsen motor listrik di Indonesia cukup melimpah.
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, saat ini ada 53 produsen yang terdaftar sebagai Agen Pemegang Merek (APM) motor listrik.
Berkaca dari situ, menurut dia, tidak menutup kemungkinan fenomena bakar-bakar duit di industri motor listrik. Sebab, tidak mungkin puluhan produsen motor listrik lain yang tidak memperoleh subsidi hanya menjadi penonton ketika kebijakan tersebut diterapkan.
Para produsen tersebut tentu akan berupaya sebisa mungkin membuat produknya kompetitif di pasar.
“Kalau Alessa tidak dapat subsidi, kami ganti saja price list-nya, atau disesuaikan, supaya harganya bisa bersaing dengan merek-merek yang memperoleh subsidi,” ujarnya, Selasa (7/3).
Jika para pebisnis motor listrik jor-joran memberi diskon atau ikut memberi insentif secara mandiri, bukan mustahil beberapa produsen akan mengalami periode sulit dalam mencari cuan dari berjualan motor listrik.
Namun, hal itu diyakini tidak akan berlangsung lama, karena pada dasarnya ekosistem kendaraan listrik global dan Indonesia akan terus berkembang.
“Kami yakin pasti ada jalannya, apalagi kalau komponen-komponen penting pada motor listrik sudah bisa diproduksi di dalam negeri,” tutur Soetadji.
Alessa tercatat memiliki motor listrik yakni Alessa eX3000 yang berbentuk seperti skutik matic. Alessa ex3000 menawarkan pilihan pembelian full paket berupa unit sepeda motor, baterai, dan home charging senilai Rp 25,7 juta.
Alessa juga menawarkan paket pembelian unit sepeda motor saja. Nantinya, konsumen cukup menyewa baterai dengan kisaran harga Rp 10.000/hari. Paket itu secara keseluruhan dibanderol sebesar Rp 17,7 juta.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.