Guru Berkarya
FGD Optimalisasi Guru dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam pelaksanaan FGD, peserta diskusi yang terdiri dari guru kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.
FGD Optimalisasi Guru dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Sugiyo, S.Pd.SD
Kepala SDN Pangkalan, Kabupaten Pati
Pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu bentuk inovasi dalam pembelajaran yang berdasar pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan konsep merdeka belajar yang saat ini sedang gencar dikampanyekan pemerintah dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didika agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Kemendikbud (2021), pembelajaran diferensiasi merupakan pembelajaran yang dilakukan dalam kelas dengan landasan teori setiap orang memiliki hak untuk berkembang melalui growth mindset. Artinya, pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan guna mengakomodir kemampuan dan kebutuhan belajar siswa yang beraneka ragam. Untuk dapat memetakan kemampuan dan kebutuhan belajar setiap murid sebagai dasar penyusunan rencana pembelajaran diferensiasi, guru perlu melaksanakan diagnosis awal terhadap keadaan psikis, latar belakang, serta kesiapan belajar murid.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi sangat sesuai dengan implementasi kurikulum merdeka, karena dalam kurikulum ini, murid diberikan kebebasan belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya masing-masing. Hal ini sejalan dengan sistem kerja pembelajaran diferensiasi, dimana murid memungkinkan untuk memilih apa yang ingin dipelajari, cara belajar, hingga produk belajar apa yang akan dihasilkan.
Sayangnya, belum semua guru memahami bagaimana menyusun pembelajaran berdiferensiasi. perlu dilaksanakan pembimbingan terhadap guru, terutama terhadap guru-guru yang belum pernah mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelasnya. Termasuk guru-guru di SDN Pangkalan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru kelas SDN Pangkalan, didapat bahwa kesulitan yang dialami adalah mengalisis kebutuhan belajar peserta didik. Di sisi lain, hasil analisis kebutuhan belajar merupakan bagian penting bagi guru sebelum merancang kegiatan pembelajaran.
Guru perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama sekolah untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Ada banyak jenis dukungan yang bisa diberikan, seperti pengkondisian suasana belajar yang kondusif, optimalisasi fasilitas belajar, memfasilitasi peningkatan mutu melalui kegiatan supervisi kelas yang terencana, dan kegiatan pembimbingan terarah bagi guru mengenai optimalisasi pembelajaran berdiferensiasi.
Pembimbingan terhadap guru dalam rangka optimalisasi pembelajaran di kelas dapat dilaksanakan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD). FGD dapat diartikan sebagai metode untuk memperoleh produk data/informasi melalui interaksi sosial sekelompok individu yang dalam interaksi tersebut, sesama individu saling mempengaruhi satu dengan lainnya (Hollander dalam Afiyanti, 2004). Pendapat lain menyebutkan bahwa FGD dapat diartikan sebagai kegiatan diskusi yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu.
Dalam pelaksanaan FGD, peserta diskusi yang terdiri dari guru kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Tujuannya adalah agar peserta diskusi fokus pada materi yang didiskusikan, dan diharapkan seluruh peserta dapat berpartisipasi secara aktif dalam diskusi dan dapat menangkap informasi dengan baik. Melalui diskusi interaktif, peserta dapat menyampaikan pendapatnya dari sudut pandang yang berbeda. Peserta juga dapat menambahkan opini dari peserta lain dan dapat memunculkan ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan sebelum pelaksanaan FGD.
Optimalisasi pembelajaran berdiferensiasi tentunya merupakan salah satu program penting dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah. Agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah dirancang, sekolah perlu secara kontinu melaksanakan kegiatan-kegiatan pendukunngnya dengan memfasilitasi kegiatan maupun sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar guru dapat meningkatkan kompetensinya dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi. (*)
tribunjateng.com
Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi |
![]() |
---|
Metode Bercerita Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan |
![]() |
---|
Project Based Learning Strategi Meningkatkan Kreativitas Anak |
![]() |
---|
Peningkatan Budi Pekerti Anak melalui Metode Bercerita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.