Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

guru berkarya

Peningkatan Motorik Kasar melalui Metode Demonstrasi

Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas (golden age). Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk bela

Editor: Editor Bisnis
IST
Aminarsih, S.Pd., TK Kartika Nusantara Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal 

Oleh: Aminarsih, S.Pd., TK Kartika Nusantara Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal

Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas (golden age). Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Mengingat usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial dan emosional.

Perkembangan motorik kasar merupakan hal yang sangat penting bagi anak usia dini khususnya anak kelompok bermain/KB dan taman kanak-kanak/TK. Sebenarnya anggapan bahwa perkembangan motorik kasar akan berkembang secara otomatis dengan bertambahnya usia anak, merupakan anggapan yang keliru. Perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan dari pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu, bagaimana membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar yang menyenangkan anak. Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain untuk anak usia dini. Pada umumnya pembelajaran di TK untuk aspek perkembangan fisik/motoriknya lebih banyak difokuskan ke perkembangan motorik halus, sedangkan motorik kasar kurang diperhatikan. Padahal pengembangan motorik kasar anak usia dini juga memerlukan bimbingan dari pendidik.

Salah satu aksi nyata pendidik dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak adalah melalui metode demonstrasi dalam proses pembelajaran. Metode demonstrasi adalah memberi pengalaman belajar melalui melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan oleh pendidik disertai dengan daya imajinasi anak dalam memecahkan masalah sederhana saat menciptakan sesuatu. Kegiatan tersebut diantaranya membuat bentuk, seperti: membentuk bangunan, meronce, menyusun benda, maupun mengklasifikasikan benda sesuai dengan yang dijelaskan guru untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna.

Tujuan metode demonstrasi yaitu memberi pengalaman belajar melalui melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan, kegiatan yang sesuai dengan metode ini yaitu kegiatan demonstrasi yang dimulai dengan penjelasan, kemudian kegiatan demonstrasi dalam bentuk dramatisasi (Barnawi, 2012). Kelebihan metode demonstrasi adalah materi yang diajarkan menjadi lebih jelas dan konkrit sehingga tidak terjadi verbalisme, siswa akan lebih mudah memahami materi yang didemonstrasikan, proses pembelajaran menjadi lebih baik, sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi, siswa akan aktif mengamati dan tertarik untuk mencoba, perhatian siswa dapat lebih dipusatkan, proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang dipelajari, pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Saat melaksanakan demonstrasi, kemampuan motorik kasar anak bisa distimulus dengan lebih optimal.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved