Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Pembelajaran Probing Prompting Menjadi Satu Solusi Tepat Dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran dengan model ini dirasa sangat berdampak terhadap hasil belajar. Terjadi peningkatan sesuai harapa pada penilaian akhir belajar

Editor: galih permadi
Istimewa
Muning Nur'iyati, S.Pd - SMP N 2 Taman Kabupaten Pemalang 

Muning Nur'iyati, S.Pd
SMP N 2 Taman Kabupaten Pemalang

TRIBUNJATENG.COM - Pendidikan merupakan kebutuhan yang terpenting dalam kehidupan setiap manusia. Pendidikan akan menuntun manusia dalam perjalanan hidup termasuk tahapan perubahan dan perkembangannya. Setiap tahapan dalam pendidikan tersebut membawa perbedaan terhadap kedewasaan cara berperilaku dan cara berpikir. Pendidikan memiliki berbagai unsur yang mendukung dalam implementasinya.

Berbagai unsur tersebut memegang peran masing-masing yang sangat penting salah satunya adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan unsur terpenting yang berperan dalam pendidikan. Proses pembelajaran uunsur yang bersentuhan langsung dengan peserta didik sebagai subjek atau pelaku pendidikan. pada mulanya teridentifikasikan sebagai proses pemberian ilmu pengetahuan semata, ternyata tidak hanya itu, banyak makna dalam pembelajaran terutama pada proses pembelajaran. Naluri peserta didik sebagai seorang homo homini socius atau manusia sebagai teman bagi manusia lain perlu dikembangkan sebagai hubungan sosial. Penggunaan model pembelajaran pun harus disesuaikan dengan kodrat itu, yaitu pelibatan peserta didik dalam sebuah kelompok belajar, diskusi dan berpendapat. Pembelajaran kooperatif menjadi salah satu solusi tepat dalam proses pembelajaran, Model pembelajaran probing prompting merupakan salah satu model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok.

Kurniadi (2012:28) menjabarkan bahwa model pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan peserta didik sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman peserta didik dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Proses pembelajaran model ini melalui tanya jawab dilakukan dengan menunjuk peserta didik secara acak sehingga setiap peserta didik mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, peserta didik tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat peserta didik bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan.

Agar ketegangan tidak terjadi berlarut, guru sebaiknya membuat serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Sesekali diselingi dengan canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Pemberian penghargaan terhadap jawaban peserta didik yang salah harus disampaikan, karena kesalahan merupakan proses pembelajaran pada setiap peserta didik.
Pada proses pembelajaran IPA kelas tujuh di SMP N 2 Taman Kabupaten Pemalang, penulis selaku pengajar memanfaatkan model pembelajaran probing prompting untuk materi Suhu, Kalor dan Pemuaian. Penerapan model pembelajaran probing prompting diawali dengan guru mempersiapkan segala kebutuhan pembelajaran. guru membentuk kelompok belaja yang berjumlah 4-5 orang secara heterogen. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sebelumnya dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kemudian guru memberikan waktu 1-15 detik untuk menjawab pertanyaan. 

Tahap selanjutnya, secara acak guru memilih seorang peserta didik untuk menjawab pertanyaan tersebut, sehingga semua peserta didik berkesempatan sama untuk dipilih. Jika jawaban yang diberikan peserta didik benar, maka pertanyaan yang sama juga dilontarkan kepada peserta didik lain untuk meyakinkan bahwa semua peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran namun, jika jawaban yang diberikan salah, maka diajukan pertanyaan susulan yang menuntut peserta didik berpikir ke arah pertanyaan yang awal tadi sehingga peserta didik bisa menjawab pertanyaan tadi dengan benar. Pertanyaan ini biasanya menuntut peserta didik untuk berpikir lebih tinggi, sifatnya menggali dan menuntun peserta didik sehingga semua informasi yang ada pada peserta didik akan membantunya menjawab pertanyaan awal. Langkah terakhir, guru memberikan penguatan guna memastikan kepada peserta didik telah memahami materi pembelajaran. Proses pembelajaran dengan model ini dirasa sangat berdampak terhadap hasil belajar. Terjadi peningkatan sesuai harapa pada penilaian akhir pembelajaran. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved