Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Digelar 2 Hari, Berikut Rangkaian Acara Dugderan Semarang Sambut Ramadhan, Beda dari Sebelumnya

Pagelaran prosesi Dugder sebagai tradisi tahunan Kota Semarang untuk menyambut bulan suci Ramadan akan kembali digelar

Editor: muslimah
Humas Pemkot Semarang
Gelaran Dugderan tahun-tahun sebelumnya. 

Tema ini mengandung arti Kebangkitan perekonomian masyarakat Kota Semarang setelah pandemi covid berakhir.

 Jika tahun-tahun sebelumnya dalam prosesi dugder terdapat drumband dalam kemeriahan karnaval, untuk tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya dimana terdapat beberapa pasukan di antaranya pasukan bergada (kelompok atau grup prajurit) yang dikirimkan dari tiap-tiap perwakilan kecamatan di kota Semarang sejumlah 8 orang, di mana setiap pasukan bergodo beranggotakan 40 personil.

Yang kemudian dibagi menjadi 4 (empat) kelompok pasukan Bergada yaitu; Bergada Watang Ki Ageng Pandanaran, Bergada Pedang Temeng Surohadimenggolo, dan Bergada Badui Reksanegara, serta partisipasi seluruh ibu-ibu lurah se-Kota Semarang yang tergabung dalam pasukan Bergada Sorogeni Gandewo Suromenggolo sejumlah 40 orang. 

Dalam pelaksanaan kirab budaya dugder tidak menggunakan kendaraan bermesin semuanya menggunakan transportasi tradisional dari Balaikota menuju Masjid Agung Semarang.

Hal ini dimaksudkan selain untuk menjaga lingkungan juga mengulang memori kolektif tradisi dugder yang pernah diselenggarkan pada masa Bupati Semarang di era Kanjeng Raden Mas Arya Adipati Purbaningrat dengan menggunakan Kanjengan atribut Kadipaten Semarang pada tahun 1881 M.
 
Prosesi Dugder tahun ini rencananya juga akan dihadiri oleh Wali kota Solo dan Kepala Daerah di wilayah Kedungsepur.

Di samping itu, juga akan dimeriahkan dengan pertunjukan Gatra Budaya Dugder, sebuah Drama Tari Dugder yang dikemas dengan durasi kurang lebih 10 menit berupa teatrikal yang menggambarkan bermacam-macam budaya yang ada di Kota Semarang di mana di Kota Semarang terdiri dari berbagai etnis yakni (Cina, Arab, dan Jawa) yang bisa hidup berdampingan di Kota Semarang.

Kegiatan ini akan diikuti pasukan Prajurit bergada, sarageni, KNPI, Banser, Muhammadiyah, Remaja Masjid, DMI, Semawis, Sobokarti, Pesantren, Panji Nusantara, Permadani, Tosan Aji dan Ngesti Pandowo. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved