Guru Berkarya
Teknik SQ3R Tingkatkan Keterampilan Menulis Teks Negosiasi
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai siswa.
Oleh: Suminingsih, S.Pd. M.Pd., Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Jetis Bantul Yogyakarta
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keempat keterampilan itu adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut, menulis dianggap keterampilan yang cenderung sulit. Banyak siswa bermasalah dalam menulis. Menurut Muh. Nur El Ibrahim (2011:2) menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.
Salah satu materi pembelajaran kelas X SMA semester II adalah keterampilan menulis teks negosiasi.. Tujuan negosiasi ialah mengatasi atau menyesuaikan perbedaan untuk memperoleh sesuatu dari pihak lain. Negosiasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak dalam melakukan transaksi atau menyelesaikan perselisihan pendapat. Sebuah teks negosiasi dikatakan baik dan benar dapat dilihat dari isi, struktur, dan kaidah kebahasaan yang digunakan.
Hasil observasi terhadap siswa, keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X MIPA 2 SMA Negeri 1 Jetis Bantul relatif masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai tugas menulis teks negosiasi kebanyakan siswa masih di bawah KKM. Kesalahan biasanya terdapat pada penataan struktur dan kurang memperhatikan kaidah kebahasaan. Selain itu, masih rendahnya kemampuan menulis siswa disebabkan proses pembelajaran menulis jarang menggunakan teknik dan model pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya upaya perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi siswa. Salah satu alternatif teknik dan model pembelajaran yang relevan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review). Teknik SQ3R yang dicetuskan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941 dipandang dapat meningkatkan kinerja memori dalam memahami substasi teks dan bahan bacaan dalam suatu bidang pengetahuan.
Langkah-langkah pembelajaran model Problem Based Learning dengan teknik SQ3R adalah Survey, guru membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa dan meneliti struktur dan kaidah kebahasaan sebuah teks negosiasi. Tujuannya agar siswa mengetahui dan memahami struktur dan kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks negosiasi. Question, guru memberi tugas kepada siswa untuk menyusun pertanyaan- pertanyaan yang relevan dengan isi, struktur dan kaidah kebahasaan teks negosiasi berdasarkan materi yang telah disurvey di atas. Read, guru menyuruh siswa membaca secara aktif materi teks negosiasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang telah disusun.
Tahap berikutnya adalah Recite. Dalam tahap ini guru menyuruh siswa untuk menyebutkan lagi jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun tanpa melihat atau membuka catatan jawaban. Untuk membuktikan pemahaman yang telah dimiliki, guru mengajak siswa untuk menulis teks negosiasi sederhana berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajari. Review, guru menyuruh siswa untuk meninjau ulang hasil tulisan teks negosiasi yang telah dibuat secara singkat dan melakukan penyempurnaan terhadap teks yang telah dibuat.
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan pada siklus I dan II, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan teknik SQ3R dapat meningkatkan keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X MIPA 2 SMA Negeri 1 Jetis Bantul Yogyakarta. Keterampilan menulis teks negosiasi siswa aspek pengetahuan pada siklus I sebanyak 15 siswa atau sebesar empat puluh satu koma tujuh persen telah mencapai ketuntasan, siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 21 siswa atau sebesar lima puluh delapan koma tiga persen. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan, siswa yang sudah mencapai ketuntasan sebanyak 27 siswa atau sebesar tujuh puluh lima persen, siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 9 siswa atau sebesar dua puluh lima persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan teknik SQ3R cocok digunakan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi siswa SMA kelas X.
tribunjateng.com
Budayakan Tadarus Sebagai Bekal Generasi Penerus |
![]() |
---|
Metode MPA Mampu Melatih Kemandirian Siswa dalam Belajar Zakat |
![]() |
---|
Strategi WITP Efektif Meningkatkan Hasil Belajar Matematika |
![]() |
---|
Peningkatan Kemampuan Berwudu dengan Menggunakan Metode Praktik |
![]() |
---|
Menerapkan Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengasah Keterampilan Statistika Siswa |
![]() |
---|